DIDADAMEDIA, Bandung - Pengamat Transportasi dari ITB, Sony Sulaksono Wibowo menyayangkan sejumlah program transportasi umum yang dicanangkan Pemkot Bandung di era kepemimpinan Ridwan Kamil kini tak jelas kabarnya.
Seperti diketahui, Pemkot Bandung sempat meluncurkan sejumlah program angkot di era kepemimpinan Ridwan Kamil dan Oded M Danial. Sebut saja Angkot Angklung, Angkot Pintar, Jumat Ngangkot, bahkan menyediakan aplikasi Hayu Ngangkot.
Namun program-program tersebut nampaknya belum mampu meningkatkan, bahkan untuk sekadar mengembalikan minat masyarakat menggunakan transportasi umum yang dampaknya bisa mengurangi kemacetan.
Menurut Sony, konsep semua program tersebut belum terlalu kuat sehingga sekarang tak jelas kabarnya. Contohnya adalah Angkot Angklung yang berfasilitas mewah, pertanyaannya adalah siapa yang menanggung biayanya, karena tidak mungkin oleh pengusaha angkot.
"Harus ada back up dari pemerintah, misalnya angklung disubsidi atau diberi voucher, atau CSR dari swasta, atau boleh pasang iklan di angkot. Jadi pengusaha angkot ada penambahan uang (penghasilan)," jelasnya.
Sony berpendapat, beragam program inovasi angkot di kota kembang sebenarnya bisa berjalan baik, jika pemerintah memberikan payung hukum jelas untuk operasional angkot-angkot pilihan itu.
"Pemerintah harus bantu payung hukum. Sekarang masyarakat dan komunitas sudah kreatif untuk bantu memajukan angkot. Sederhana, tidak harus semuanya dengan APBD tapi dengan perhatian," pungkasnya.