DIDADAMEDIA, Bandung - Pemerintah Kota Bandung menerapkan rekayasa jalan di kawasan Antapani dan Sukajadi baru-baru ini. Namun alih-alih mengurangi kemacetan, banyak masyarakat mengeluh jalur tersebut malah tambah macet.
Pengamat Transportasi dari Institut Teknologi Bandung Sony Sulaksono Wibowo menilai, upaya pemerintah merekayasa jalan tidak sepenuhnya salah karena bertujuan untuk mengurai kemacetan di titik tersebut. Namun sayangnya sosialisasi yang dilakukan masih minim.
Menurutnya, banyak masyarakat belum mengetahui bahwa ada perubahan rute di jalur tersebut. Alhasil mereka bingung dan jalanan menjadi macet. Sony mengatakan, seharusnya pemerintah gencar melakukan sosialisasi satu atau dua minggu sebelumnya.
"Sosialisasi ini perlu ditambah lagi, jangan hanya di awal biar masyarakat lebih aware kalau ada rekayasa jalan," ujar Sony saat dihubungi melalui telepon, Selasa (22/1/2019).
Selain itu, rambu-rambu tanda ada rekayasa jalan di kawasan tersebut masih sangat kurang. Sony mencontohkan saat melewati Jalan Sukajadi, dia tidak menemukan rambu yang cukup jelas. "Yang penting ada rambu di lapangan, jadi sebelum masuk kawasan (rekayasa jalan) itu masyarakat sudah tahu," ucap Sony.
Lebih lanjut dia menuturkan, petugas kepolisian pun sebisa mungkin berjaga di lokasi rekayasa jalan minimal sampai satu pekan ke depan. Hal ini untuk membantu mengarahkan masyarakat yang bingung dengan rute baru.
"Yang saya tangkap, masyarakat sudah dikasih sosialisasi di medsos terus langsung rekayasa tanpa pendampingan, jadi warga bingung sendiri. Jadi yang lebih penting adalah petugas ada disitu," tegasnya.
Sony juga mengatakan, ketika merekayasa jalan artinya memindahkan titik macet ke tempat lain. Oleh karenanya, titik baru tersebut harus juga diperhatikan samping jalannya, jangan sampai ada PKL yang malah mempersempit jalan.
Menurutnya, pemerintah lupa memperhatikan hal tersebut, sehingga pedagang yang sudah lama berjualan di sana harus berebut jalan dengan pengendara.
"Di Antapani itu memang sempit jalannya karena ada hambatan di sampingnya, ada pedagang-pedagang. Yang semulanya ada PKL ngga macet, tapi setelah rekayasa malah jadi macet, seharusnya itu ditertibkan," tandasnya.