DIDADAMEDIA, Bandung - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Barat pada Januari 2019 ini, mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama dalam dua tahun terakhir.
Hingga pekan ketiga Januari 2019, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar sudah menerima laporan hampir 1.500 kasus DBD. Meski meningkat, tapi di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Bandung mengalami penurunan jumlah kasus. Namun, warga tetap diimbau mewaspadai mewabahnya DBD.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Jabar, Widyawati menuturkan, dari laporan dinkes kabupaten/kota, memang ada kecenderungan peningkatan kasus DBD. Bahkan dibandingkan Januari 2017 dan 2018, tahun ini jumlahnya lebih banyak.
"Gambaran 2019 mulai Januari terlihat meningkat, minggu pertama data di Jabar 418 kasus, minggu kedua 531 kasus, minggu ketika sekitar 500-an dan masih dihitung," ujar Widyawati saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (22/1/2019).
Dia menuturkan, kasus DBD di Jabar pada 2016 cukup tinggi, kemudian menurun pada 2017 dengan 11.400 kasus dan 2018 sebanyak 11.100 kasus. Menurutnya, faktor cuaca ekstrem dan kelembapan yang tinggi jadi penyebab kasus DBD kembali meningkat tahun ini.
"Faktornya karena cuaca, curah hujan intensitas tinggi, kelembapan tinggi, dan perilaku masyarakat masih belum tahu keterkaitan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," jelasnya.
Dinkes Jabar sudah mewaspadai munculnya kasus DBD sejak Desember 2018 karena intensitas hujannya sudah tinggi. Menurutnya tren ini akan bertahan hingga Maret 2019 dan berangsur-angsur menurun pada bulan-bulan berikutnya.
"Di awal musim hujan sudah antisipasi ke masyarakat tapi sepertinya belum maksimal. Sebenarnya ini bisa dicegah jika masyarakat pun memahami PSN dan 3M plus," paparnya.
Editor: redaktur
Hingga Pekan Ketiga Januari, Terjadi 1.500 Kasus DBD di Jabar
