DIDADAMEDIA, Bandung - Mantan Kabid Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Bekasi, Neneng Rahmi Nuraeli mengaku, 'menyetor' uang Rp900 juta kepada Sekda Provinsi Jabar, Iwa Karniwa.
Hal itu disampaikan Neneng dalam kesaksiannya di sidang lanjutan suap Meikarta di PN Bandung, Jalan LL.RE Martadinata, Kota Bandung, Senin (21/1/2019). Neneng mengungkapkan, uang tersebut disetorkan untuk pengurusan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) proyek pembangunan Meikarta.
"Pada awalnya pak Henry Lincoln (Sekretaris Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bekasi) menyampaikan ke saya kalau proses itu berhenti di provinsi, pak Henry menyampaikan ke saya ada link di provinsi, pak Sekda Iwa melalui (anggota) DPRD bapak Sulaeman Kabupaten Bekasi dan pak Waras DPRD Provinsi Jabar," kata Neneg dalam kesaksiannya, Senin (21/1/2019).
Neneng mengatakan, sebelum menyetor sejumlah uang, dia sempat melakukan pertemuan dan negoisasi untuk bantuan pengurusan RDTR oleh Sekda Iwa di rest area Tol Cikampek pada akhir 2017.
"Ada pertemuan terlebih dahulu, waktu itu di rest area saya lupa KM-nya berapa, nah waktu itu saya diajak. Adapun dalam pertemuan tersebut, dihadiri Henry Lincoln, Waras, dan Iwa (Sekda Jabar)," katanya.
Namun Neneng mengatakan, dirinya tidak terlibat dalam pertemuan tersebut, yang disebutnya untuk negoisasi pengurusan RDTR kepada Sekda Jabar Iwa Karniwa.
"Dari pertemuan tersebut, Henry sampaikan ke saya untuk proses RDTR meminta satu miliar dalam rangka bakal calon gubernur," ungkapnya.
Iwa sendiri memang sempat dikabarkan bakal maju dalam pencalonan di Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Jabar 2018. Tapi dalam perjalanannya, dia mengurungkan niat tersebut.
Neneng mengatakan, Henry juga menyampaikan, untuk pengurusan itu (proses RDTR) tinggal di minta kepada pihak Meikarta. Uang yang minta Sekda Iwa tersebut, lanjut Neneng diberikan sebanyak dua kali melalui Sulaeman dan Waras.
"Pertama Rp500 juta dan keduanya Rp400 juta. Henry sampaikan jangan dipenuhi semua karena nanti ngegampangin (mempermudah) pihak provinsi enggak diberesin sehingga ibaratnya kami punya utang Rp100 juta," katanya.
Editor: redaktur