DIDADAMEDIA, Bandung - Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Barat menggelar Sosialisasi Regulasi/Hukum Negara dalam Pengelolaan Pertandingan Sepakbola Nasional.
Acara yang berlangsung di Kantor Asprov PSSI Jabar, Jalan Lodaya, Kota Bandung, Kamis (17/1/2019) itu dihadiri seluruh perangkat pertandingan yang berada di bawah naungan Asprov PSSI Jabar.
Ketua Asprov PSSI Jabar Tommy Apriantono mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk keseriusan Asprov PSSI Jabar memberantas Match Fixing di sepak bola Indonesia, khususnya Jabar.
Hal tersebut tak lepas dari tertangkapnya wasit asal Garut, Nurul Safarid, karena terlibat kasus pengaturan skor di laga Persibara Banjarnegara melawan Persekabpas Pasuruan di Liga 3.
"Pertama ini untuk menjelaskan kepada wasit risiko kalau menerima suap untuk match fixing, Polda Jabar membuka ruang untuk kerja sama artinya Asprof PSSI jabar tidak menutup-nutupi kalau ada kemungkinan ada yang melakukan match fixing di Jabar maka membuka peluang untuk kerja sama, itu tujuannya," kata Tommy, di sela-sela acara.
"Di Jabar sejauh ini belum ada, tapi kenapa saya lakukan karena ada satu orang wasit Jabar terkena di Jateng, di Jabar tidak terindikasi tapi justru di kena di Jateng."
Terkait tindakan yang akan dilakukan Asprov PSSI Jabar bila ada perangkat pertandingan yang terlibat lagi dalam kasus match fixing, Tommy menuturkan, pihaknya akan menyerahkan keputusan soal hukuman tersebut kepada PSSI pusat.
"Kalau pusat turun sanksi jadi turun ke bawah ke Jabar. Kami serius memberantas match fixing di jabar. Pasti akan dipecat dari kepengurusannya kalau ada yang seperti itu," tukasnya.