DIDADAMEDIA, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan Program Baju Baja (Bambu Juara Bambu Jawa Barat) di Aula Barat Gedung Sate, Bandung, Kamis (17/1/2019).
Peresmian dihadiri Kepala Biro Produksi dan Industri Pemprov Jabar, Rachmat Taufik Garsadi, mewakili Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum.
Program Baju Baja hadir sebagai jawaban untuk meningkatkan produktivitas dan pemasaran industri bambu, tetapi tetap memperhatikan pelestarian tanaman berbuku itu.
Program ini diharapkan bisa meningkatkan ekonomi rakyat dan berdampak terhadap pembangunan, karena olahan bambu nantinya bisa diterapkan untuk semua produk.
Rachmat menuturkan, sekitar 100 desa akan dilibatkan untuk diberikan pelatihan bagi para pemuda desa agar memahami cara mengolah bambu sekreatif mungkin. Hal ini sejalan dengan Program Satu Desa Satu Perusahaan Pemprov Jabar
"Di desa itu selama ini banyak tertinggal, anak muda kita ke kota karena tidak ada lapangan kerja di desa, dengan adanya bambu menjadi bahan untuk pemuda desa agar bisa menghasilkan sesuatu yang selama ini kurang bisa dihargai," ujar Rachmat.
Terkait pemasarannya, Rachmat mengakui akan memberdayakan Dekranasda Jabar, melalui pameran hingga jual beli online. Selain itu, pihaknya akan mendorong hotel-hotel agar membeli produk mebel bambu asli Jabar ini.
"Dari hulu ke hilir kita dorong, stakeholder yang bergerak di sini baru Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), ke depan seluruh OPD akan ikut pembinaannya," terangnya.
Program Baju Baja bekerjasama dengan LSM Hijau Lestari Indonesia yang memang konsen terhadap pelestarian bambu dan peningkatan nilai jual bambu. Jawa Barat sendiri sebenarnya kaya akan potensi tanaman bambu hanya tinggal dorongan dari pemerintah agar bisa memanfaatkannya dengan baik.
Rachmat juga menilai, bambu merupakan tanaman yang sangat bagus untuk pelestarian alam. Terlebih lagi Jawa Barat adalah daerah bencana dengan 900 ribu lahan kritis. "Dengan bambu maka bisa menghalangi erosi dan segala macam bencana tanah," kata dia.
Sebelumnya Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum sempat menggelar pertemuan dengan LSM Hijau Lestari Indonesia pada Desember 2018.
Hasil pertemuan tersebut membuahkan kesepakatan yakni Pemprov Jabar menggandeng Hijau Lestari Indonesia untuk memberikan pelatihan kepada 100 desa guna memberi pemahaman cara pengembangan olahan bambu yang baik tanpa merusak ekosistem.
"Saya sangat dukung, karena sesuai progres kami Jabar Juara Lahir Batin di dalamnya ada program Satu Desa Satu Produk dan sebenarnya ini sudah menyambung dengan program kementerian, jadi bak gayung bersambut," ucap Kang Uu
Kang Uu menuturkan, potensi tanaman Bambu di Jabar sangat luar biasa. Sebab didukung oleh kondisi geografis dan curah hujan tinggi yang membuat Bambu mudah tumbuh.
"Potensi bambu di Jabar luar biasa, Jabar juga curah hujan tinggi, tumbuh bambu sangat hebat, dan daerah banyak lekukan atau gawir, maka dari itu potensi besar ini harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat terutama perdesaan," jelasnya saat itu.