Cut Meutia Karolina, Rela Berbagi Ilmu dengan Anak-anak tak Mampu

cut-meutia-karolina-rela-berbagi-ilmu-dengan-anak-anak-tak-mampu Cut Meutia Karolina (tengah). (Bagdja/PINDAINEWS)
DIDADAMEDIA, Bandung - Muda, pintar dan ramah, itulah ciri khas kepribadian Cut Meutia Karolina. Di zaman seperti ini, dia masih begitu tulus bergerak memajukan bidang pendidikan. 

Ya, dalam kesibukannya sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Kota Bandung, wanita berhijab keturunan Aceh itu, menyempatkan berbagi dengan anak-anak kurang mampu dalam bidang pendidikan. 

Bergabung dalam dua komunitas sosial dan pendidikan, wanita 25 tahun ini tergerak untuk menjadi volunter ke kampung-kampung dan sudut-sudut di Bandung. Dia membagikan buku hasil sumbangan yang dihimpun bersama komunitas yang diikutinya. 

"Awalnya sih saya masih kuliah, waktu itu saya turut ikut sebagai salah satu pengajar di lembaga pemasyarakatan anak di Bandung," katanya. 

Salah satu aktivitas Cut Meutia Karolina 

Saat itu, dia merasa anak-anak yang berada di lapas karena bersinggungan dengan hukum, masih punya banyak harapan. Dia pun memantapkan hatinya, untuk turun ke dunia pendidikan, dengan cara jalannya sendiri. Selain membagi-bagikan buku, dia pun kerap menjadi pengajar, khususnya bagi anak-anak yang perekonomiannya menengah ke bawah. 

"Anak-anak ini, banyak yang antusias dalam pendidikan. Namun mereka belum terfasilitasi, karena faktor ekonomi. Mereka memiliki minat tapi terkendala dengan ekonomi. Untuk itu, dengan kemampuan saya, saya harus turut untuk berkontribusi kepada mereka," ucap dia. 

Kesibukannya menjadi volunter pendidikan, tak semudah membalik telapak tangan. Beberapa orang menganggap rutinitas yang dilakukannya ‎merupakan hal sia-sia. 

"Keluarga sih sempet underestimate, tapi seiring berjalannya waktu mereka pun akhirnya mengerti apa tujuan saya untuk menjadi volunter seperti ini," katanya.

Begitulah Cut Meutia Karolina. Dia tak akan berhenti menjadi volunter. Baginya, dapat berkontribusi dalam pendidikan, merupakan cara untuk memajukan dan memanusiakan anak-anak yang tidak terfasilitasi dalam dunia pendidikan. "Selama mereka masih bisa menerima saya, dengan segala waktu yang terbatas, saya akan menjalani terus," pungkasnya.


Editor: redaktur

Komentar