DIDADAMEDIA, Bandung - Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana (PB) BPBD Kabupaten Bandung secara rutin melakukan roll call atau pelaporan untuk memantau serta berkoordinasi terkait situasi dan kondisi di seluruh kecamatan terkat kebencanaan.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Bandung, Sudrajat mengatakan, Pusdalops melaksanakan pemantauan, monitoring dan koordinasi dengan 31 kecamatan, desa/kelurahan, perangkat daerah Kabupaten Bandung dan para pegiat kebencanaan.
"Kami berkoordinasi dengan menggunakan perangkat komunikasi radio, telepon, smartphone, sosial media dan whatsapp. Selain itu juga dilakukan pengamatan serta pengumpulan informasi melalui situs BNPB, BPBD Provinsi Jawa Barat, Weather and Climate Prediction Laboratory (WCPL) ITB dan Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA) 4.0," ungkap Sudrajat dalam rilis yang diterima PindaiNews.
Melalui roll call yang didapat pihaknya, Sudrajat menyampaikan, bahwa di titik assesment Kecamatan Baleendah, Tinggi Muka Air (TMA) Jalan Raya Andir-Katapang berkisar 20 hingga 70 centimetre (cm). Jalan tersebut terputus dan tidak bisa dilalui baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Tercatat TMA tertinggi antara 40 sampai 80 cm, berada di RW 13 Kampung Ciputat. Sedangkan TMA terendah berkisar antara 10 sampai 30 cm, berada di RW 08 Kampung Uwak. Sementara di beberapa titik seperti Sasak Acih Parunghalang, Jalan Raya Banjaran – Dayeuhkolot, Kampung Mulyasari dan Cikarees tercatat surut," lanjut Sudrajat.
Ketinggian banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, dilaporkan TMA tertinggi berkisar antara 40 sampai 80 cm, berada di RW 04 Kampung Bojongasih Desa Dayeuhkolot dan RW 02 Kampung Babakan Leuwibandung Desa Citeureup. TMA terendah berkisar antara 10 sampai 20 cm, berada di RW 05 dan RW 16 Kampung Kaliboson Desa Citeureup. Sementara titik surut berada di RW 07 Gang toha Desa Dayeuhkolot dan Jalan Sukabirus Desa Citeureup.
Sedangkan ketinggian banjir di Kecamatan Bojongsoang tercatat di tiga titik, yaitu RW 09 Kampung Cijagra dengan TMA berkisar antara 10 sampai 30 cm, sementara TMA dengan kisaran 10 sampai 40 cm tercatat di RW 10 Kampung Cijagra dan Jalan Cijeruk – Cigebar. Selain TMA, ujar dia, Pusdalops juga mencatat jumlah pengungsi di tiga kecamatan tersebut.
Di Kecamatan Baleendah terdapat empat titik pengungsian. Di Shelter Parunghalang tercatat 12 Kepala Keluarga (KK), 57 jiwa (28 laki-laki dan 29 perempuan), 8 lansia, 3 ibu menyusui dan 6 balita. Di Taman Baca (Manca) RW 01 terdapat 5 KK, 16 jiwa, 2 lansia, 3 pelajar (1 SMA dan 2 SD) dan 3 balita. Di Masjid Nurul Huda tercatat 3 KK, 7 jiwa dan 2 lansia. Terakhir di Shelter BPBD (Gedung Inkanas) tercatat 47 KK, 138 jiwa, 19 lansia, 6 ibu menyusui dan 11 balita.
Di Kecamatan Dayeuhkolot terdapat lima titik pengungsian. Di Shelter Desa Dayeuhkolot tercatat 38 KK, 115 jiwa, 16 lansia, 28 pelajar (2 SMA, 11 SMP dan 15 SD), 10 balita, 2 bayi dan 3 penyandang disabilitas. Di Masjid Ashopia tercatat 19 KK, 70 jiwa, 5 lansia dan 9 balita. Di Masjid Argadinata RW 08 tercatat 6 KK, 13 jiwa, 1 lansia, 2 balita dan 1 bayi. Di Masjid RW 02 Kampung Citeureup terdapat 15 KK dan 35 jiwa. Terakhir di Kantor RW 02 Kampung Citeureup tercatat 6 KK, 23 jiwa, 1 lansia dan 3 balita.
Editor: redaktur