DIDADAMEDIA, Bandung - Mereka menamakan diri sebagai komunitas Aleut. Aktivitasnya beragam, dari memandu wisata sejarah Kota Bandung, hingga diskusi sejarah. Terbentuk 2006 silam, anggotanya sudah ribuan. Tapi yang aktif hanya beberapa. Maklum saja, aktivitas orang per orang kian beragam.
"Adanya komunitas ini dari dasar keingintahuan anggota akan sebuah sejarah, rata-rata mereka hanya tahu dari sebuah buku yang dibaca," ujar Pengasuh Komunitas Aleut, Ridwan Hutagalung, Selasa (15/1/2019).
Komunitas ini menjadi tempat sharing akan 'hasrat' sejarah yang lebih dalam serta membandingkan fakta yang ada. Dia menuturkan, perlahan komunitas ini berkembang cepat. Banyaknya bangunan heritage dan sejarah sudut perkotaan yang seru untuk ditelusuri menjadi daya tarik mereka.
Komunitas ini rutin seminggu sekali melakukan 'Ngaleut' atau menyusuri sejarah tempat yang akan dikunjungi. Beberapa lokasi sebut saja sejarah kereta api, preanger planters atau sejarah teh, archipelwijk, cigeureuh, curug cilengkrang, patahan lembang dan banyak lagi. "Kumpul selalu berpindah-pindah, tergantu kesepakatan bersama saja," imbuhnya.
"Minat sama materi sejarah perkotaan, membandingkan apa yang ditulis oleh beberapa penulis buku sejarah Kota Bandung jadi apa yang ditulis dengan kenyataan di lapangan," tuturnya.
Di awal terbentuk, lanjutnya, komunitas ini banyak menemukan informasi yang ternyata tidak ada di buku karena keterbatasan penulisan. Karena banyak tambahan informasi, lama-lama kegiatan ini dibikin rutin.
Ridwan melanjutkan, meski sudah banyak tempat yang sudah diulas. Dia dan teman-temannya masih tetap mencari data yang kerap membuat mereka semakin bersemangat. Fakta baru di lapangan dikatakannya bisa menjadi daya tarik dari kegiatan ini.
Sebelum melakukan aktivitas, mereka yang mau bergabung perlu mendaftar dengan membayar Rp15 ribu per tahun untuk biaya keanggotaan. Setelah itu ditentukan titik lokasi bertemu dan baru menyusuri jalanan dengan berjalan kaki.
"Kegiatannya biasanya sebelum ditentukan, kita cari dulu di buku tempat mana ya yang seru untuk didatangi, misalnya ngaleut kebun binatang, ya sudah ke Kebun Binatang. Beberapa kali teman-teman anggota kerap memberikan rekomendasi," terangnya.
Bukan hanya Kota Bandung. Saat libur panjang, mereka juga mengunjungi beberapa daerah di Jawa Barat. Daerah-daerah seperti Garut, Sumedang, Cianjur, Bogor dan Ciamis. Hanya saja yang membedakan kata Ridwan ialah tempat yang akan mereka kunjungi.
"Agak berbeda dengan di Bandung kalau di sini lebih ke perkotaannya, kalau di sana banyak sejarah perkebunan atau kawasan priangan," pungkasnya.