DIDADAMEDIA, Bandung - Tingkat kemiskinan Jawa Barat tahun 2018 mengalami penurunan namun masih lambat dibandingkan periode sebelumnya. Sementara tingkat ketimpangan (Gini Ratio) juga berkurang walau masih lebih tinggi dari angka nasional.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat hingga September 2018 menunjukkan angka kemiskinan Jabar adalah 7,25 persen atau 3,53 juta jiwa. Sedangkan Maret 2018 sebesar 7,45 persen atau 3,6 juta jiwa. Artinya ada penurunan sebesar 0,20 persen yang setara dengan 76,4 ribu jiwa.
"Ada minus 0,20 persen, tergambar bahwa turunnya agak melambat tidak secepat periode sebelumnya," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, Dody Herlando dalam Press conference BPS terkait potret tingkat kemiskinan dan ketimpangan Jabar, di kantornya, Selasa (15/1/2019).
Dody menuturkan, dibandingkan September tahun 2017, jumlah penduduk miskin di Jawa Barat mengalami penurunan yang signifikan yaitu sekitar 235,01 ribu jiwa.
Dia menilai, dengan menurunnya angka kemiskinan Jabar artinya pemerintah berhasil menjawab tantangan-tantangan ekonomi. Sementara itu, untuk nilai ketimpangan ekonomi (Gini Ratio) di Jabar mengalami penurunan dari 0,407 poin pada Maret 2018 menjadi 0,405 saat September 2018.
Sedangkan berdasarkan tempat tinggal, Gini Ratio perkotaan pada September 2018 tercatat sebesar 0,413. Angka tersebut menurun dibandingkan Maret 2018. Untuk daerah perdesaan, Gini Ratio September 2018 juga turun 0,315 poin dibandingkan Maret 2018.
"Penataan lebih jauh harus konsen terhadap ketimpangan, kita lihat angka ketimpangan 0,405 lebih tinggi dari angka nasional 0,384 poin," jelasnya.