DIDADAMEDIA, Bandung - Satu dekade bukan waktu singkat. Ada banyak hal yang dirasakan Atep selama membela Persib dalam kurun waktu tersebut.
Ada satu momen yang tidak bisa Atep lupakan adalah kepindahannya dari Persija Jakarta ke Persib. Selama karier sepak bolanya, memang baru dua klub yang dibela Atep, Persija dan Persib.
Atep bergabung bersama Persija pada 2004, setelah ‘lulus’ dari Persib junior. Empat tahun dia merantau di Jakarta, pemain jebolan SSB UNI pun tidak lagi kuasa menahan panggilan pulang. Tepat pada 2008, Atep kembali ke Persib.
“Saat itu, di Persija, saya sebenarnya akan dipertahankan. Tapi saya harus mengambil keputusan pulang ke Persib. Awal main di Persib, juga saya tidak menjadi pilihan utama, saya tidak masuk line-up. Tetapi saya harus berjuang untuk mendapatkan posisi itu di zaman Jaya Hartono. Setelah itu saya mendapatkan posisi dan bisa memberikan kontribusi bagi tim,” kata Atep di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Senin (14/1/2019).
Momen terindah Atep selama membela Persib, tentu saat dirinya sukses membawa Pangeran Biru menjadi juara Indonesia Super League (ISL) 2014. Itu adalah momen paling monumental lantaran Maung Bandung harus menunggu selama 19 tahun lamanya untuk kembali menjadi yang terbaik di strata tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia.
“Momen yang paling tidak bisa saya lupakan adalah ketika mimpi saya ke Persib ingin membawa trofi dan itu berhasil di 2014. Itu momen paling diingat oleh saya. Setelahnya kemudian kita juara di Piala Presiden 2015. Dua trofi, sudah saya berikan, karena memang saya tidak ingin hanya sebatas bermain di Persib, tapi juga ingin mendapatkan gelar,” tuntasnya.