DIDADAMEDIA -- Keberadaan sektor Usaha Mikro-Kecil-Menengah (UMKM) sangat penting karena bisa menjadi trigger pertumbuhan ekonomi. Selain itu, terbukti bahwa sektor tersebut tahan berbagai kondisi krisis.

Sayangnya, hingga kini, masih banyak sektor UMKM yang terkendala akses pembiayaan.

Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara mengabarkan, CEO Regional PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk (Persero) Bali-Nusa Tenggarara (Nusra), Rudy Andimono, mengungkapkan, saat ini, sekitar 30 juta pelaku UMKM di Indonesia yang belum ter-cover bantuan pembiayaan formal.

"Sinergi yang kuat bisa membantu para pelaku UMKM untuk terus beraktivitas secara baik tanpa terbebani tingginya suku bunga," tandas Rudi, Selasa.

Rudy menyampaikan, sebagai agen pembangunan dan pemberdayaan UMKM, pihaknya turut bertanggung jawab untuk mengembangkan sektor tersebut. Yakni, jelasnya, yang berskala ultramikro menjadi mikro. 

"Yang mikro, menjadi skala kecil, dan selanjutnya menjadi retail, bahkan berkembang sebagai korporasi. Pengusaha harus naik kelas," tegasnya. 

Wakil Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), umarjaya Linggih, menambahkan, anggaran pemerintah untuk mendukung ekistensi UMKM melalui enam stimulus. Yaitu, sebutnya, subsidi bunga UMKM, bantuan produksi usaha mikro, subsidi Imbal Jasa Penjaminan (IJP), penempatan dana pada bank umum, insentif pajak, dan enam restrukturisasi kredit.