DIDADAMEDIA, Pandeglang - Warga korban tsunami di pesisir Pandeglang, Banten, menyambut positif rencana pembangunan hunian sementara yang direalisasikan pemerintah setempat.
"Kami tentu merasa senang tinggal di rumah sementara itu," kata Aminah, seorang warga korban tsunami di Kecamatan Sumur, Pandeglang, Senin (14/1/2019).
Masyarakat korban tsunami di wilayah Kecamatan Sumur hingga saat ini masih tinggal di pengungsian. Padahal, pemerintah sudah mencabut status tanggap darurat bencana dan memasuki masa transisi atau pemulihan.
Mereka tinggal di pengungsian karena kondisi rumah mereka mengalami rusak berat hingga hancur. "Kami berharap hunian sementara bisa secepatnya dibangun, karena jika berkepanjangan tinggal di pengungsian tentu tidak merasa nyaman," katanya.
Menurut dia, saat ini tinggal di pengungsian bersama ratusan warga lainnya tentu tidak merasa nyaman. Jika hendak pergi ke mandi, cuci dan kakus (MCK) terpaksa harus mengantre.
Bahkan, juga terkadang mengantre itu menimbulkan keributan, karena sarana dan prasarana di tempat pengungsian cukup terbatas. Karena itu, dia sangat mendukung adanya pembangunan hunian sementara bagi korban tsunami. "Kami dan keluarga ingin menempati rumah sementara, terlebih sudah memasuki sekolah," ujarnya.
Nurhayati, seorang warga Teluk mengaku tinggal di pengungsian dengan menempati Majelis Taklim yang lokasinya di belakang Kantor Kecamatan Labuan.
Dia dan ratusan jiwa warga lainnya terpaksa tinggal di pengungsian setelah rumah miliknya roboh diterjang gelombang tsunami. Mereka yang rumahnya roboh itu, karena lokasinya berdekatan dengan Pantai Labuan. "Kami merasa lega setelah pemerintah menjamin akan membangun hunian sementara itu," katanya menjelaskan.
Bupati Pandeglang Irna Narulita menjamin para pengungsi akan dibangun rumah hunian sementara sebelumnya menempati hunian tetap. Pembangunan hunian sementara itu direalisasikan oleh BUMN juga pemerintah daerah yang melibatkan pekerjaanya TNI. "Kami minta warga korban tsunami yang tinggal di pengungsian bersabar," katanya.