Korban Tsunami di Lampung Menanti Relokasi

korban-tsunami-di-lampung-menanti-relokasi Tsunami Selat Sunda. (net)
DIDADAMEDIA, Lampung - Sudah tiga pekan Syamsul (60) tinggal di pengungsian. Warga Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan itu tak lagi punya tempat tinggal. Rumahnya hancur tersapu tsunami Selat Subda Desember silam. 

Kini, Syamsul hanya bisa pasrah. Dia menanti langkah pemerintah merelokasi warga terdampak tsunami. Kepastian relokasi sangat penting, lantaran Syamsul ingin melanjutkan hidupnya secara normal. Begitu pun warga korban tsunami lain yang kini tinggal di pengungsian. "Kami pasrah untuk dipindahkan dari lokasi rumah tinggal sebelumnya, tapi kalau bisa jangan jauh-jauh dari Desa Way Muli ini," ujar Syamsul. 

Sanali (60) pun sama. Korban tsunami yang rumahnya tersapu gelombang itu juga mengaku siap ditempatkan di lokasi permukiman baru, tidak lagi pada lahan rumah tinggal mereka sebelumnya di dekat pesisir pantai itu. "Kami ikut saja kebijakan pemerintah untuk memindahkan kami dan menempatkan di lokasi yang lebih aman," katanya.

Hanya saja, Sanali meminta lokasi relokasi tak terlalu jauh dari desanya semula. Sebab, selama ini penghidupan mereka bergantung dari nafkah yang dijalani sebelumnya dari desa ini. "Kami mau dipindahkan, tapi kalau bisa tidak jauh dari sini," ujarnya.

Masjuki (40) pengungsi korban tsunami lainnya juga bersedia bila pemerintah akan merelokasi dari tempat tinggal sebelumnya. Apalagi hingga saat ini, dia mengaku masih merasa takut atas kejadian tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12-2018) malam itu. "Saya masih merasa takut bila kembali tinggal di lokasi rumah sebelumnya," katanya.

Menurut beberapa warga korban tsunami, calon lokasi untuk relokasi permukiman mereka, dari dua alternatif yang ditawarkan pemda setempat, dinilai kurang cocok.

Satu lokasi berada di kawasan perbukitan yang rawan longsor, dan satu lainnya relatif jauh dari tempat tinggal dan desa mereka. Mereka berharap bisa direlokasi ke tempat yang lebih aman dan tidak jauh dari desa sebelumnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Nanang Ermanto meminta tenda tempat kegiatan belajar sementara siswa korban tsunami yang berada di luar gedung agar dipindahkan ke dalam GOR Way Handak yang bersebelahan dengan Wisma Atlet 

"Kasian ini anak-anak belajar kepanasan, pindahkan saja ke dalam (GOR Way Handak, Red)," ujar Nanang kepada Kabag Organisasi Puji Sukanto saat meninjau hunian sementara (huntara) pengungsi dari Pulau Sebesi di Wisma Atlet Kalianda.

Sebanyak 18 kepala keluarga (KK) pengungsi korban tsunami Selat Sunda selama ini berada di pengungsian Lapangan Tenis Indoor, Kalianda telah dipindahkan ke Wisma Atlet, Kalianda.

"Sejak Senin (7/1) kami pindahkan. Mereka sebagian warga dari Pulau Sebesi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamsel I Ketut Sukerta.

Menurutnya, pemindahan korban tsunami yang semula dari Lapangan Tenis Indoor tersebut, dengan alasan agar lebih layak lagi dari sebelumnya. Di Wisma Atlet, ujarnya, pengungsi bisa beristirahat di kamar. "Di Wisma Atlet juga sudah ada kamar. Jadi mereka bisa tidur dengan layak," ujar dia pula.

Dia mengatakan, korban yang mengungsi itu juga bisa menunggu hingga rumah hunian tetap bisa terselesaikan untuk ditempati. "Mereka yang mengungsi di Wisma Atlet sudah tidak ada rumah lagi, hancur karena tsunami, sementara rumah hunian sementara juga sedang dalam proses. Jadi sambil menunggu kita pindahkan ke Wisma Atlet," kata Ketut Sukerta.


Editor: redaktur

Komentar