DIDADAMEDIA -- Menerbitkan kebijakan fiskal menjadi sebuah strategi pemerintah untuk terus menggeliatkan perekonomian, yang cukup terhantam akibat wabah Covid-19. Demi lebih menggerakan ekonomi, Kementerian Keuangan menyatakan, tahun depan, terdapat lima fokus kebijakan fiskal.
Diwartakan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengutarakan, ada lima fokus Kebijakan Fiskal pada 2022 bertema Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural.
"Ini sesuai Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun Anggaran (TA) 2022. Kebijakan fiskal 2022 menekankan pemantapan pemulihan sosial-ekonomi untuk memperkuat fondasi mendukung pelaksanaan reformasi struktural secara lebih optimal,” tandas Sri Mulyani saat Penyampaian Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 pada Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Kamis (20/5/2021).
Sri Mulyani menegaskan, pemanfaatan anggaran harus lebih fokus pada upaya-upaya mendukung program prioritas, termasuk tutur meningkatkan efisiensi kebutuhan dasar, dan menjaga pelaksanaan anggaran berbasis hasil atau results-based.
"Ini penting karena ruang fiskal semakin menyempit akibat meningkatnya belanja yang bersifat mengikat yaitu operasional dan birokrasi," terang Sri Mulyani.
Untuk belanja subsidi harus terus ditransformasi dari berbasis komoditas menjadi berbasis orang agar semakin efektif dan tepat sasaran.
Selanjutnya, ujar dia, inovasi pembiayaan sebagai upaya untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan yang fleksibel, prudent, dan inovatif melalui skema KPBU yang lebih masif, penguatan peran dan pemberdayaan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia Investment Authority (INA) alias Lembaga Pengelola Investasi (LPI), pemberdayaan SMV, pendalaman pasar, serta pengendalian utang.
“Ada bebeapa hal yang masih menjadi kendala pembiayaan, yakni tantangan kebutuhan yang tinggi, volatilitas pasar keuangan, dan antisipasi tren naiknya suku bunga global,” ujar Sri Mulyani.
Pemenuhan target pembiayaan utang, tukasnya, secara secara pragmatis, oportunistik, fleksibel, dan prudent seraya melihat peluang serta diversifikasi pasar, diversifikasi instrumen, termasuk sumber pinjaman pasar keuangan lokal, global, maupun pemanfaatan pinjaman lembaga multilateral dan bilateral.
Lima Fokus Kebijakan Fiska 2022
1, Melanjutkan pemantapan pemulihan ekonomi seraya memprioritaskan sektor kesehatan sebagai upaya meningkatkan efektivitas penanganan Covid-19 yang merupakan kunci pemulihan ekonomi.
2. Menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial untuk memperkuat fondasi kesejahteraan sosial serta mencegah kenaikan kemiskinan dan kerentanan akibat dampak Covid-19, termasuk memperkuat daya ungkit UMKM dan dunia usaha.
3. Mendukung peningkatan produktivitas melalui perbaikan kualitas SDM, sperti peningkatan kualitas pendidikan, penguatan sistem kesehatan, serta penguatan program perlindungan sosial. Termasuk, perbaikan daya saing dan produktivitas.
4. Optimalisasi pendapatan, penguatan spending better, dan inovasi pembiayaan.
5. Menjaga kebijakan fiskal 2022 agar bergulir optimal karena harus menjadi fondasi kokoh untuk konsolidasi fiskal sesuai amanat UU Nomor 2/2020.