DIDADAMEDIA, Bandung - Pemprov Jawa Barat mendorong promosi kopi sekaligus pariwisata Jabar agar semakin mendunia melalui Sekolah Kopi Internasional. Bahkan, Pemprov Jabar menjajaki kerja sama dengan Korea Selatan untuk mendirikan sekolah kopi ini.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, sekolah ini akan berdiri di daerah pegunungan Jabar. Karena di samping memberikan edukasi tentang kopi, melalui sekolah kopi ini diharapkan bisa menjadi sarana promosi keindahan alam Jabar kepada dunia.
“Ada dua yang mau dikawinkan, yaitu promosi kopi Jabar ke dunia dan promosi pariwisata,” ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil saat ditemui usai melakukan pertemuan dengan Dong Cheol Yoon, Presiden Universitas Sung Kyul dari Korea Selatan yang juga perwakilan International Coffee Association di Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Jumat (11/1/2019).
"Salah satu yang paling siap adalah sekolah internasional kopi dengan networking dari Korsel. Karena orang Korsel ini penggila kopi Asia yang indeksnya salah satu yang paling tinggi," lanjutnya.
Pemda Provinsi Jabar akan mencari tiga lokasi pegunungan dengan pemandangan alam menarik sebagai lokasi sekolah ini. Emil berharap melalui sekolah kopi ini akan meningkatkan kualitas kopi Jabar sekaligus mendorong ekonomi masyarakat.
"Mudah-mudahan ini akan memperkuat kualitas perkopian kita. Jadi, ekonomi maju, brand kopi maju, pariwisata maju, dan Korsel ternyata yang paling dulu, sehingga mudah-mudahan dalam enam bulan kita bisa resmikan sekolah kopi itu," harap Emil.
Menurut Emil, apabila kopi Jabar mendapat semakin banyak apresiasi dari dunia secara tidak langsung hal itu akan menjadi sarana promosi. Dengan begitu produksi kopi asli Jabar akan meningkat. "Sehingga nanti orderan kopi semakin banyak dan pengetahuan kopi lokal juga semakin bagus, jadi kopinya semakin luar biasa," ucap Emil.
Emil menambahkan, pihaknya sengaja mengajak Korsel untuk mendirikan sekolah kopi ini di Jabar. Dengan harapan di Korsel akan ada gerai atau kafe khusus yang menjajakan kopi asal Jabar.
"Saya izinkan membuat sekolah itu sambil ada kewajiban mereka membuat kafe di Korea Selatan dengan 100% kopi Jabar. Kalau ini tercapai, Insyaallah promosi pariwisata dapat, pengetahuan dapat, dan lain sebagainya," ungkapnya.
Sebagai salah satu negara yang memiliki pecinta kopi tertinggi di Asia, Korsel memberikan kritik terhadap cita rasa kopi Jabar. Kata Emil, menurut orang Korsel, petani kopi di Jabar masih keliru dalam mencampur biji kopi yang sudah matang dengan biji kopi yang masih mentah. Hal ini menimbulkan rasa yang tidak seragam.
Sementara itu, Kadin Jabar melihat sekolah kopi ini akan menghadirkan wajah baru industri wisata Jabar melalui kopi dengan target ekspor. Selain itu, Jabar juga akan berpeluang menjadi pusat studi kopi sekaligus tempat wisata kopi.
"Dunia kalau mau tentang kopi yang enak itu akan ke sini (Jabar). Jadi West Java itu become educational center for coffee through the tourism dengan target untuk meningkatkan ekspor kopi Jabar," ungkap pengurus Kadin Jabar, Darningsih Rustiadji usai dirinya mendampingi Dong Cheol Yoon bertemu Emil.
Editor: redaktur
Jabar-Korsel Jajaki Kerja Sama Pendirian Sekolah Kopi Internasional
