DIDADAMEDIA, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi akan mengevaluasi penurunan harga BBM nonsubsidi sekali dalam sebulan.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto, mengatakan evaluasi terhadap kemungkinan penurunan harga BBM nonsubsidi mestinya dilakukan sekali dalam sebulan, jangan terlalu sering, agar tidak membuat bingung masyarakat nantinya.
"Kami sedang evaluasi, Pertamina baru saja (menurunkan) kemarin," kata Djoko Siswanto kepada wartawan di Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Sedangkan kebijakan harga untuk jenis BBM tertentu seperti Solar 48 dan minyak tanah, kemudian BBM khusus penugasan yakni Premium 88 tidak mengalami kenaikan saat harga energi global tinggi.
"Meskipun harga minyak dunia cukup fluktuatif, kami masih menjaga harga jenis BBM tertentu yaitu solar, minyak tanah, juga Premium tidak naik," tutur Djoko.
Menurut data dari Kementerian ESDM, produksi BBM sepanjang tahun 2018 mencapai 44,35 juta kiloliter, dengan realisasi penjualan tahun 2018 untuk BBM subsidi 2018 mencapai 16,12 juta kilo liter sedangkan BBM nonsubsidi mencapai 51,23 juta kiloliter. Sedangkan untuk penyaluran Fatty Acid Methyl Eter (FAME) atau biosolar B20 selama tahun 2018 mencapai 1,67 kiloliter.
Sebelumnya Pertamina melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi dengan besaran yang bervariatif seiring dengan turunnya harga rata-rata minyak mentah dunia dan penguatan rupiah terhadap dolar Amerika.
Sementara harga BBM nonsubsidi yang mengalami penyesuaian harga yakni Pertalite turun sebesar Rp150 per liter, Pertamax turun Rp200 per liter, Pertamax Turbo Rp250 per liter, Dexlite turun Rp200 per liter dan Dex turun sebesar Rp100 per liter.
Pertamina sendiri akan terus mengevaluasi secara berkala harga BBM tersebut sesuai dengan dinamika harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah di pasar global.