DIDADAMEDIA, Bandung - Peredaran uang palsu (upal) di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, menunjukkan tren penurunan selama tiga tahun terakhir.
Kepala Tim Sistem Pembayaran Pengedaran Uang Rupiah dan Keuangan Inklusif KPw BI Cirebon, Yukon Afrinaldo mengatakan, dari data pada 2015, peredaran upal di wilayah Cirebon yang mencakup kota/kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan, mencapai 16.804 lembar, sedangkan pada 2016 turun jadi 7.777 lembar.
Penurunan itu juga berlanjut pada 2017, dimana Bank Indonesia Cirebon, mencatat ada 6.093 lembar uang palsu dari berbagai pecahan.
"Dan tahun 2018 kami mencatat uang palsu yang ditemukan beredar itu sebanyak 5.284 lembar," tutur Yukon.
Penurunan peredaran uang palsu lanjut Yukon, tidak terlepas dari pengetahuan masyarakat untuk membedakan mana uang yang asli dan palsu.
Selain itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik di pasar tradisional, tempat keramaian, sekolah dan di berbagai acara lainnya yang diselenggarakan BI.
Sementara untuk pecahan uang yang paling banyak dipalsukan yaitu pecahan 50.000 dan 100.000. "Kalau daerah yang paling banyak peredaran uang palsunya di Cirebon. Karena memang pusat perekonomian itu kan di Cirebon," pungkasnya.
Editor: redaktur