DIDADAMEDIA, Sukabumi - Longsor di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi menyisakan duka mendalam, terutama bagi keluarga korban. Banyak anak-anak kehilangan kedua orangtuanya yang meninggal tertimbun longsor.
Hingga hari kesembilan atau Selasa (9/1/2019) pascalongsor, upaya trauma healing terus diberikan, terutama kepada anak-anak. Berbagai pihak sudah mengunjungi lokasi dan menghibur anak-anak. Tujuannya menghilangkan rasa trauma.
Muda-mudi yang tergabung dalam Generasi Baru Indonesia (GenBI) ikut andil turun ke lokasi longsor. Mereka terdiri atas perkumpulan mahasiswa-mahasiswi berprestasi. Empat perwakilan GenBI diterjunkan ke Kasepuhan Sirnaresmi yang menjadi lokasi longsor.
Di lokasi longsor, GenBi mengajak anak-anak korban longsor bermain, bercanda, dan tertawa untuk memberikan semangat baru bagi mereka. Air mata kesedihan kini berganti menjadi air mata kebahagiaan. Wajah anak-anak tampak riang mengikuti berbagai permainan yang disiapkan.
"Kita hypnohealing dulu untuk anak-anak yang terdampak bencana sebanyak 15 orang, akan tetapi ternyata perlu juga untuk anak-anak di sekitar sini, sehingga dari satu sekolah itu dilibatkan," kata Anggota GenBI, Hasan Munadi.
Selain itu, bersama Bank Indonesia mereka juga ikut memberikan perlengkapan sekolah, seperti tas, buku-buku, alat tulis untuk anak-anak terdampak. "Intinya kita berikan kepada 15 anak-anak yang orang tuanya ada yang meninggal ibu bapaknya, ada yang ibunya saja, ada yang bapaknya saja," jelasnya.
Selain empat orang yang diberangkatkan ke Cisolok ini, anggota GenBI lainnya di Bandung juga tengah menggalang dana hingga Rabu (9/1/2019) untuk didistribusikan ke lokasi bencana.
Semua itu dilakukan atas inisiatif kepedulian sosial, sebab anggota GenBI tersebar se-Indonesia dan dari masing-masing wilayah pun mereka punya agenda sendiri untuk membantu korban-korban bencana lainnya.
Hasan menilai, peran pemuda hadir di lokasi bencana untuk memberikan bantuan terutamanya trauma healing sangat penting. Pasalnya, pemuda harus bisa memberikan semangat dan motivasi kepada anak-anak itu untuk melanjutkan estafet perjuangan orangtuanya yang sudah meninggal.
Kemudian menurutnya juga perlu menanamkan nilai-nilai kebaikan agar kelak orangtua mereka bangga. "Jadi yang pertama memberikan motivasi dan memberikan bimbingan kepada anak-anak yang terdampak bencana," pungkasnya.