DIDADAMEDIA, Bandung - Para pelajar, baik SD, SMP dan SMA/SMK/MA korban tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang kembali mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) pascapencabutan status tanggap darurat tsunami.
"Kami merasa senang bisa belajar lagi," kata Heni, seorang pelajar SMA Muhammadiyah warga Desa Cigodang, Labuan, Kabupaten Pandeglang, Senin (7/1/2019).
Heni sangat bahagia bisa bertemu dengan teman-teman sekolah karena bisa belajar bersama kembali. Para pelajar kebanyakan menggunakan pakaian bekas bantuan dari donatur.
Selain itu juga ada siswa yang tidak menggunakan seragam akibat tersapu lumpur tsunami. "Kami ke sekolah memakai pakaian seragam bantuan donatur, karena seragam yang ada terkena lumpur," katanya.
Begitu juga Asmin, seorang pelajar SDN Teluk Labuan, Pandeglang mengaku dirinya bisa belajar ke sekolah setelah beberapa pekan tinggal di pengungsian Posko GOR Labuan. Beruntung, ke sekolah menggunakan pakaian seragam bantuan donatur.
Namun, media pembelajaran seperti buku tulis, buku pelajaran dan alat tulis hanya beberapa saja, karena belum memiliki uang untuk membelinya. "Kami berharap adanya bantuan buku dan alat tulis itu," kata Amin sambil mengaku saat terjadi tsunami melarikan diri bersama warga lainnya.
Sementara itu, Rohim, seorang guru SMPN Labuan Pandeglang mengatakan, sebagian besar siswa yang terdampak tsunami mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Para siswa yang belum masuk itu karena masih tinggal di pengungsian akibat rumahnya mengalami kerusakan berat.
"Saya kira pelajaran di sekolah sudah berjalan dan diharapkan semua siswa bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar," ujarnya.