DIDADAMEDIA, Bandung - Salah satu perusahaan perdagangan elektronik atau e-commerce terbesar di Indonesia, Bukalapak, membuat sebuah kampanye bertajuk #BukaJalanPulang.
Kampanye yang telah berlangsung sejak 2017 ini, telah berhasil mengajak ratusan diaspora atau perantau asal Indonesia di sejumlah negara kembali ke tanah air untuk berkarya dan berinovasi di Bukalapak membangun bangsa.
"Para diaspora yang berasal dari negara seperti Amerika, Inggris, Belanda dan Australia ini ditempatkan di berbagai level mulai dari entry level hingga top-level management," ujar Vice President of Talent Bukalapak, Gema Buana Putra di Kantor Bukalapak, Jalan Ir. H.Djuanda, Kota Bandung, Senin (7/1/2019).
Gema menyebut, mayoritas diaspora yang bergabung di Bukalapak berkarya di divisi Engineering dan juga tersebar di beberapa divisi lainnya.
"Bukalapak kini lebih dari sekadar marketplace dan kami percaya bahwa sampai saat ini potensi yang dimiliki oleh putra-putri bangsa mampu bersaing dengan talenta asing untuk mendukung Bukalapak menjadi lebih maju lagi," ujarnya.
Sejumlah program yang diselenggarakan, baik di Indonesia maupun luar negeri untuk membangun hubungan baik dengan yang masih aktif bekerja dan bersekolah di luar negeri maupun mereka yang sudah kembali ke Tanah Air.
Bukalapak telah mengadakan sebanyak 29 kegiatan yang mengajak para diaspora untuk kembali ke tanah air dan berkarya bersama Bukalapak. "Selama tahun 2018 lalu, Bukalapak telah mengunjungi sembilan kota di tiga negara yaitu Amerika, Jepang dan Australia," imbuhnya.
Sebagai pendukung acara, para top-level management Bukalapak seperti Chief Operation Officer Bukalapak - Willix Halim, Vice President of Engineering Bukalapak - Ibrahim Arief dan Vice President of Product Design - Yoel Sumitro dihadirkan untuk berbagi wawasan mengenai potensi ekonomi dan teknologi di Indonesia serta tentunya berbagi cerita alasan mereka kembali ke tanah air untuk berkarya membangun bangsa di Bukalapak.
Kegiatan ini disambut baik oleh lebih dari 800 diaspora yang menghadiri acara-acara tersebut selama 2018.
"Mungkin jika dibandingkan dengan negara maju lainnya, Indonesia masih punya banyak kekurangan. Tetapi setelah mendengar presentasi dari Bukalapak, membuat saya ingin berkontribusi untuk membangun Indonesia dan percaya jika Indonesia masih bisa berkembang lagi," kata Tifani, seorang mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Tokyo Institute of Technology.