Laga Perpisahan Eka Ramdani, Selanjutnya Fokus Jadi Pelatih

laga-perpisahan-eka-ramdani-selanjutnya-fokus-jadi-pelatih Eka Ramdani. (Foto: Septian Nugraha)
DIDADAMEDIA, Bandung - Eka Ramdani memastikan kompetisi musim 2018 menjadi musim terakhirnya berkiprah di sepak bola profesional. Pada akhir Desember 2018, pemain berusia 34 tahun itu resmi mengumumkan gantung sepatu. 

Eka memutuskan pensiun beriringan dengan habisnya kontrak dengan Persib pada Januari 2019. Meski pada akhir Januari Maung Bandung akan melakoni laga 32 besar Piala Indonesia 2018, Eka memastikan sudah tidak akan lagi memperkuat Persib. 

"Kontrak dengan Persib bulan ini sudah selesai, dan saya putuskan pensiun. Jadi Piala Indonesia sudah tidak ikut. Keputusan ini sudah dipikirkan matang dan sudah yakin," kata Eka di Lapangan Football Plus, Parompong, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (5/1/2019). 

Setelah pensiun, Eka berencana melatih. Keinginannya menjadi pelatih di SSB UNI tempat Eka menitih kariernya di usia junior. 

"Sudah ini berjalan seperti air saja, yang terdekat mah paling melatih usia dini di UNI, sama kegiatan sosial saja," katanya. 

Untuk menghormati kiprah gelandang Persib Bandung itu di dunia sepak bola, sebuah laga perpisahan pun digelar. 

Pertandingan perpisahan untuk Eka digelar dalam konsep trofeo yang digagas  Bandung Premier League (BPL) di Lapangan Footbal Plus, Parompong, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (5/1/2-2019). 

Selain laga perpisahan, ini juga menjadi charity match untuk korban bencana tsunami Selat Sunda.  Kegiatan tersebut diramaikan pemain profesional asal Bandung seperti Aqil Savik, Gian Zola, Ahmad Basith, Dias Angga, Abdul Aziz Lutfi Akbar, Erwin Ramdani, Alfath Fathier, hingga Aji Nurpijal. 

Selain itu, acara ini juga diramaikan dengan kehadiran Zulham Zamrun, Siswanto, Yongki Ari Wibowo, Herry Setyawan, hingga Rahmad Darmawan. 

"Sebenarnya laga ini yang utamanya laga amal, galang dana untuk korban tsunami Selat Sunda. Hanya cuma ada tawaran dari Zalu (owner BPL) sudah aja sekalian (pertandingan perpisahan)," tukas Eka.


Editor: redaktur

Komentar