DIDADAMEDIA, Klaten - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten menyatakan hujan abu akibat aktivitas Gunung Merapi yang terjadi pada Jumat (4/1/2018) malam tidak mengganggu aktivitas warga.
"Terjadi luncuran lava sejauh 1,2 kilometer dan tidak parah, hanya berlangsung 20 menit," kata Kepala BPBD Kabupaten Klaten Bambang Giyanto di Klaten, Sabtu (5/1/2019).
Dia mengatakan kejadian tersebut pada pukul 20.01 WIB. Menurut dia, dua desa yang terkena hujan abu tersebut, yaitu Desa Tegalmulyo dan Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
"Malam itu juga kami langsung 'dropping' masker, meskipun di sana (rumah warga) juga masih tetapi kami mengantisipasi kalau kekurangan," katanya.
Bambang mengatakan, beberapa hari terakhir ini, Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar yang mengarah ke Kali Gendol, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. "Semalam juga keluar lagi lava pijar, tepatnya pukul 00.53 WIB dan hanya berlangsung sekitar dua menit," katanya.
Sebagai langkah antisipasi terjadinya erupsi Merapi, pihaknya sudah menyiapkan 10 klaster pengungsian, di antaranya klaster pengungsian, klaster keamanan, klaster peternakan, klaster kesehatan, dan klaster dapur umum.
"Tetapi biasanya untuk para pengungsi ada sistem pengungsian mandiri. Mereka ada partner untuk mengungsi, jadi mereka sudah menyiapkan tempat masing-masing. Ini sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur, red)," katanya.
Salah satu kendala pengungsian, lanjutnya, yaitu warga meminta agar ternaknya terlebih dahulu yang diungsikan baru mereka mau keluar dari tempat tinggalnya."Ini agak menyulitkan kami, tetapi kemauan warga seperti itu," katanya.
Salah satu relawan Kecamatan Kemalang, Djenarto, mengatakan sejauh ini kehidupan warga setempat masih kondusif dan nyaman. "Mereka tidak terganggu dengan kejadian semalam, ini juga bekas abu sudah tidak kelihatan karena tadi malam sangat tipis," katanya.
Editor: redaktur