DIDADAMEDIA, Bandung - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjamin pelayanan kesehatan reproduksi seperti kesehatan ibu hamil dan bayi yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda di pesisir Banten dan Lampung.
"Setiap bencana keberadaan subcluster kesehatan menjadi prioritas karena berhubungan langsung dengan kesehatan dan keselamatan nyawa korban, termasuk dalam hal ini kesehatan reproduksi. Karena, dalam situasi bencana yang menangani ibu hamil dan bayi atau kesehatan reproduksi remaja adalah pelayanan kesehatan reproduksi," kata Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Jumat (4/1/2019).
Kemenkes menyediakan akses pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan anak dalam masa tanggap darurat bencana, seperti untuk mengantisipasi ibu hamil yang akan bersalin. Selain itu, disiapkan rumah sakit sebagai rujukan apabila terjadi masalah serius pada ibu hamil.
Jika rumah sakit rujukan tidak tersedia, akan dipastikan keberadaan petugas kesehatan di puskesmas atau pos kesehatan agar dapat melakukan pelayanan darurat untuk obstetri dasar dan perawatan neonatal.
Layanan oleh petugas kesehatan, kata dia, juga melalui bimbingan dan konsultasi dengan tenaga yang lebih ahli. Bencana, menurut Nila, juga dapat memicu kekerasan seksual pada perempuan. Hal itu, bisa terjadi dipicu karena kondisi infrastruktur wilayah terdampak bencana yang rusak.
Beberapa hal yang menjadi perhatian seperti tenda dan toilet tidak terpisah antara perempuan dan laki-laki, lokasi sumber air bersih yang jauh dari pengungsian, tidak tersedianya penerangan yang memadai karena aliran listrik terputus, dan tidak ada sistem keamanan di pengungsian, seperti ronda malam.
Untuk mencegah hal tersebut, perlu koordinasi dengan BNPB atau BPBD dan Dinas Sosial agar menempatkan kelompok rentan di pengungsian.
Selain itu, diupayakan MCK laki-laki dan perempuan disediakan terpisah, namun jika tidak memungkinkan diharapkan adanya kesadaran dari masyarakat untuk saling menjaga.
Pada masa tanggap darurat juga perlu mencegah terjadinya penularan HIV karena kebutuhan darah akan meningkat dengan banyaknya korban terluka.
Transfusi darah yang aman sebagai hal penting untuk mencegah penularan HIV dan infeksi lain yang dapat menular melalui transfusi, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan sifilis.
Editor: redaktur