Sembilan Preman Satroni Kantor Wali Kota Bandung

sembilan-preman-satroni-kantor-wali-kota-bandung Pemain film Preman Pensiun mendatangi Wali Kota Bandung Oded M Danial. (Foto: Nida Khairiyyah)
DIDADAMEDIA, Bandung - Wali Kota Bandung Oded M Danial, digeruduk sembilan preman yang sering bergerilya di layar kaca. Mereka adalah para pemain film Preman Pensiun. 

Kang Muslihat ‎sebagai komandan para preman yang diperankan oleh Epy Kusnandar dan sang sutradara sekaligus penulis cerita Preman Pensiun, Aris Nugraha, bermaksud meminta izin kepada Oded untuk menyusuri kota guna mempromosikan film.

"Kami merencanakan promo gerilya sampai 8 Januari, jadi kita ingin meminta izin ke wali kota karena kita akan jalan kaki di daerah Asia Afrika dan sedikit jauhnya pake angkot," ucap Aris di Plaza Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kamis (3/1/2019).

Menurutnya, para pemain dan kru sengaja tidak menggunakan kendaraan pribadi karena ingin menemui masyarakat di Kota Bandung sekaligus.

"Kita ingin strategi pemasaran film Preman Pensiun yang berbeda, rencananya akan mulai tayang 17 Januari di seluruh bioskop. Kita juga ingin mengundang walikota untuk menonton langsung di tanggal 12 saat premier," bebernya.

"Kita pengin ketemu langsung sama penonton, boleh foto bareng, dan kita akan kasih stiker. Lebih ke ikatan batin ngajak langsung, ga kaya iklan di media tapi kaya tadi pagi kita ke pasar,‎" ujarnya.

Aris mengatakan, kondisi yang ditampilkan adalah situasi bertahun-tahun setelah para preman memutuskan berhenti dari aktivitasnya. Hanya saja, beragam persoalan pelik membuat para preman ini justru kesulitan mengubah imej sebagai orang baik.

"Ini kelanjutan serial, 3 tahun setelah pensiun apa yang terjadi, ternyata ramalan Muslihat terbukti menjadi orang baik tidak mudah. Kan mau jadi orang baik susah, ternyata susah cari kerja, pandangan masyarakat tetap beda, anaknya ketika bergaul juga kan itu susah," bebernya.

Ketika ditanya apakah film berdurasi 90 menit itu akan menjadi penutup perjalanan Preman Pensiun, Aris mengatakan, beragam kemungkinan bisa terjadi. 

Dia tidak bisa memprediksi apakah Preman Pensiun akan berakhir di film ini, atau kembali muncul film kedua atau justru tayang lagi menjadi serial televisi.

Aris menuturkan proses pembuatan film Preman Pensiun ini mengambil latar seratus persen di Kota Bandung. Sebelumnya, proses pengambilan gambar sudah dilakukan sejak April dengan memakan waktu 21 hari.

"Tergantung penonton, kalau ini bagus berarti penonton suka, kalau gitu apapun bisa terjadi perubahan positif, apakah ada keduanya atau serial tvnya ada lagi. Tapi mengikuti hukum pasar kita ga juga, tapi kita berhenti kalau sudah merasa berhenti," pungkasnya.
Editor: redaktur

Komentar