DIDADAMEDIA, Bandung - Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengimbau aparat desa untuk siaga bencana terutama di kawasan pesisir meski radius bahaya Gunung Anak Krakatau kini diturunkan jadi 500 meter.
Irna mengatakan, aparat desa harus memahami kondisi geografis Indonesia, termasuk wilayah Pandeglang karena bencana tidak dapat diprediksi, ini yang perlu kewaspadaan dini.
"Kita tinggal di kawasan ring of fire (cincin api), jadi tidak dapat memprediksi keadaan dan kapan bencana itu datang," kata Irna di Pandeglang, Rabu (2/1/2019).
Dia mengatakan, masalah tersebut pada sosialisasi mitigasi bencana bagi aparatur desa terdampak tsunami, Rabu (2/1/2019) di Selter Tsunami Kecamatan Labuan.
Menurutnya, meski saat ini Early Warning Sistem (EWS) telah dipasang di wilayah Teluk, tapi itu tidak cukup karena radius daya jangkau peringatan hanya sekitar 2 kilometer.
"Jika kita tidak berbuat apa-apa tentu sungguh naif, jadi hidupkan kembali kentongan yang berada di tempat ronda untuk saling mengingatkan warga, buat bunyi atau suara yang disepakati bahwa itu adanya bencana," ujarnya.
Irna menambahkan, walaupun saat ini radius bahaya erupsi Gunung Anak Krakatau sudah diturunkan dari 1 kilometer menjadi 500 meter, namun warga tetap harus waspada.
Sementara itu, Kapolres Pandeglang, AKBP Indra Lutrianto Amstono mengatakan pihak Kepolisian bersama jajaran TNI akan terus membantu dan warga yang saat ini tertimpa bencana.
Indra mengatakan warga harus bangkit dan mandiri, selagi masih dapat membantu maka lakukan yang terbaik.
Sebelumnya Kepala Sub Bidang Peringatan Dini BNPB Bambang Surya Putra yang menyebut status Anak Gunung Krakatau bahwa saat ini menunjukkan penurunan aktivitas dengan status dari 1 kilometer menjadi 500 meter dari bibir pantai.
Menurut data bencana tsunami Selat Sunda menewaskan sebanyak 437 jiwa, sebanyak 14.059 korban mengalami luka-luka, 16 warga hilang dan 33.721 warga mengungsi.
Editor: redaktur