Sekda Pandeglang Pertanyakan Validitas Data Korban Tsunami

sekda-pandeglang-pertanyakan-validitas-data-korban-tsunami . ()
DIDADAMEDIA, Bandung - Sekda Kabupaten Pandeglang, Ferry Hasanuddin mempertanyakan validitas data korban di posko bencana tsunami di Kecamatan Labuan, yang dinilainya tak sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

"Datanya tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Misalnya jumlah korban meninggal di Kecamatan Sumur tercatat hanya 45 orang dengan kerusakan rumah 13 unit," katanya di Pandeglang, Jumat (28/12/2018).

Padahal, kata dia, jumlah korban meninggal di Kecamatan Sumur mencapai 69 orang dan kerusakan rumah 289 unit.

"Data yang dipublikasikan ini jauh sekali. Padahal kondisi di Sumur sangat parah, baik jumlah korban maupun kerusakan. Ini kan data yang dipasang dan dikutip media, jadi kalau keliru dan berbeda kan berbahaya," ujarnya.

Secara hirarki, kata dia, memang seharusnya pihak kecamatan yang terdampak melaporkan perkembangan setiap hari. Namun karena kondisi petugas kecamatan bersangkutan tidak sempat melapor. Mereka sibuk membantu evakuasi dan penanganan korban.

Dengan kondisi itu, kata dia, seharusnya ada instansi lain yang membantu melaporkan. Penanganan pascatsunami di Sumur ditangani oleh instansi lintas bidang dan mereka juga mempunyai perwakilan di posko utama.

"Ini kan bencana, semua instansi kementerian menjadi perhatian mereka dan di setiap posko mungkin terwakili beberapa unsur," ujarnya.

Melihat ketidaksinkronan data korban dan kerusakan di Kecamatan Sumur, kata dia, data dari kecamatan terdampak lainnya, yang tercatat di posko Labuan bisa saja keliru.

Menurut dia, masalah data sangat penting. Jika jumlah korban meninggal tidak sama atau tidak tercatat, maka nanti korban bisa saja tidak mendapat santunan.

Sekda menyatakan tidak menyalahkan siapa pun terkait ketidaksinkronan data itu, semuanya menjadi bahan evaluasi dan koreksi sehingga bisa lebih bagus dan valid. Editor: redaktur

Komentar