DIDADAMEDIA, Bandung - Pengamat sepak bola yang juga pendiri koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali melontarkan sindiran atas sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kepada klub Liga 2, PS Mojokerto Putra (PSMP).
Komdisi PSSI dinilai terlalu 'lunak' menjatuhkan sanksi kepada PSMP. Padahal badan yudisial PSSI itu mendapati empat kali PSMP terlibat match fixing atau pengaturan skor seperti yang tertuang dalam hasil keputusan sidang Komdis PSSI yang diumumkan di situs resmi federas, akhir pekan lalu.
PSMP dijatuhi hukuman sanksi larangan berkompetisi selama satu musim pada 2019. Akmal yang juga seorang jurnalis tersebut menganalogikan sanksi yang dijatuhkan PSSI kepada PSMP seperti memberikan cuti kepada ibu hamil.
"Kalau masalah sanksi atas klub PS Mojokerto Putra yang hanya setahun, itu mirip dengan cuti hamil saja," kata Akmal seperti dilansir Indosport.com, Kamis (27/12/2018).
Sekadar diketahui, cuti hamil biasanya diberikan sekitar setahun yang mana itu termasuk saat mengandung hingga recovery sang ibu. Jika ditelaah lebih lanjut waktu setahun itu sangatlah sebentar.
Selain kepada klub, Komdis PSSI dalam sidang yang digelar Kamis (19/12/2018) lalu, juga menjatuhkan hukuman berat kepada pemain PSMP, Krisna Adi Darma yakni larangan beraktivitas di sepak bola seumur hidup karena dengan sengaja menggagalkan tendangan penalti yang dieksekusinya ketika menghadapi Aceh United, Senin (19/12/2018).
Yang membuat publik bertanya-tanya dan mengkritik PSSI adalah benang merah kasus match fixing di Liga 2 seolah hanya berhenti di PSMP dan Krisna Adi.
Editor: redaktur