Tahun Ini, 125 Ribu Orang Diprediksi Kunjungi Museum Gedung Sate

tahun-ini-125-ribu-orang-diprediksi-kunjungi-museum-gedung-sate Pengunjung tampak melihat-lihat Museum Gedung Sate. (Perdana/PINDAINEWS)
DIDADAMEDIA, Bandung - Menginjak usia satu tahun sejak pertama kali diresmikan Desember 2017, Museum Gedung Sate sudah membuka kunjungan bagi 123.271 wisatawan hingga Minggu (23/12/2018). Tim pengelola museum pun memprediksi 125 ribu kunjungan sampai akhir Tahun 2018.

Perwakilan Staf Museum Gedung Sate Astari Nuraini mengatakan, per harinya ada sekitar 500-1.000 kunjungan wisatawan baik dari dalam dan luar Provinsi Jawa Barat.

Museum yang terletak di sayap timur Gedung Sate ini menampilkan edukasi sejarah terbentuknya gedung yang sekarang menjadi kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Kunjungannya 500 sampai 1.000 perhari, bahkan pernah sampai 1.500," ujar Astari di Gedung Sate, Rabu (26/12/2018).

Museum seluas 500 meter persegi ini saat awal-awal diresmikan tidak menarif tiket masuk. Namun sejak 5 Juli sesuai Perda Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Retribusi Daerah Museum Gedung Sate berbayar Rp5.000 per orang. Meski berbayar, Astari memastikan tidak mempengaruhi angka kunjungan wisatawan.

Museum ini berkonsep Smart Museum, sebab didukung teknologi canggih seperti Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Video Mapping, Layar Touchscreen, hingga Mini Theatre. Namun sayang, Astari mengakui fasilitas VR dan Architarium sekarang tengah dalam tahap renovasi. 

"Yang sedang maintenance itu Architarium yang memperlihatkan arsitektur bersejarah dan hampir mirip dengan konstruksi Gedung Sate, dan juga VR yang balon udara masih perbaikan," ungkapnya.

Kendati demikian, kunjungan ke museum yang digagas oleh Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar (Gubernur dan Wakil Gubernur 2013-2018) tersebut tetap diminati. Bahkan rombongan wisatawan dari luar Jabar seperti Pulau Sumatera pernah berkunjung.

"Karena mereka mungkin melihat di media sosial, museum kita beda dengan yang lain. Rombongan yang paling sering itu dari siswa SD lalu SMA," terangnya.

Akibat keterbatasan luas, pihaknya mengatur jumlah maksimal kloter kunjungan sebanyak 35 orang dan maksimal 50 orang. Mereka akan tur selama 30 menit di dalam museum.

Museum ini memiliki tiga segmen, Segmen pertama prolog, Segmen kedua eksplorasi, dan Segmen ketiga kontemplasi. Risetnya selama 1,5 tahun hingga ke Belanda. "Kloter dibagi per 35 orang, kalau mereka buru-buru maksimal 50. Dan jedanya setiap 10 menit masuk kloter baru," tuturnya.

Disinggung apakah beroperasional saat Malam Tahun Baru 2019, Astari mengungkapkan jadwal operasional museum tidak berubah yaitu pukul 09.30-16.00 WIB. Hal ini dengan mempertimbangkan pengunaan alat museum yang tidak bisa digunakan seharian penuh.

"Malam tahun baru ngga buka, karena berkaitan dengan alat. Tapi bisa saja, siangnya tutup tapi malam buka, tetapi harus dibicarakan dulu," ujarnya.
Editor: redaktur

Komentar