DIDADAMEDIA, Bandung - Hingga Selasa (25/12/2018) siang, aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau terpantau masih tinggi. Namun tim pemantauan dari PVMBG Kementerian ESDM memastikan aktivitas tersebut masih tergolong aman.
Kepala Sub bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, Kristanto menuturkan, aktivitas gempa tremor secara terus menerus tercatat di skala 40mm. "Dan kegempaan mendukung, Tremor masih lebih dari 40 mm dan masih efektif hingga saat ini," ujar Kristanto melalui telepon, Selasa (25/12/2018).
Namun Kristanto mengakui, tim kesulitan memantau secara visual karena terkendala cuaca kabut tebal yangg menyelimuti sekitar Gunung Anak Krakatau. Cuaca buruk ini sudah terjadi sejak dua hingga tiga hari ke belakang. "Sewaktu Sabtu (22/12/2018) lalu sorenya sempat cerah, tapi besok-besoknya berkabut terus," imbuhnya.
Meski pemantauan terkendala kabut tebal, aktivitas lontaran material pijar Gunung Anak Krakatau masih terjadi. Kristanto menuturkan aktivitas ini masih stabil.
"Kami tidak bisa lihat dengan jelas, tapi kemarin sore kita lihat agak terang sedikit, ada aktivitas lontaran aktivitas material pijar dan awan menggulung ke bawah, itu masih terjadi," tuturnya.
Dia menegaskan, aktivitas tertinggi Gunung Anak Krakatau bukan terjadi pada Sabtu (22/12/2018) lalu, namun terjadi pada bulan September-Oktober. Sehingga jika ada yang menilai aktivitas gunung di Selat Sunda itu meningkat, Kristanto mengatakan hal itu fluktuatif.
"Dibandingkan hari Sabtu dengan hari ini hampir sama, sebetulnya yang paling tinggi terjadi September-Oktober. Tim akan pantau terus," tukasnya.
Editor: redaktur