Disiplin Protokol Kesehatan Warga Kota Bandung Terbukti Masih Rendah

disiplin-protokol-kesehatan-warga-kota-bandung-terbukti-masih-rendah Ketua Harian GTPP Covid-19, Ema Sumarna saat monitoring di sekitar Jalan Dipati Ukur, Sabtu (19/9) m. (Tri Widiyantie/PINDAINEWS)

DIDADAMEDIA, Bandung - Kesadaran warga Bandung dalam menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 dinilai masih rendah. Sebabnya banyak warga yang masih berkerumun mengabaikan imbauan social distancing. Selain itu juga penggunaan masker yang tepat masih belum banyak diketahui warga.

Itu terbukti, saat Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna lakukan monitoring di kawasan Dago dan Dipati Ukur, tadi malam. Di sekitar lokasi itu tidak sedikit warga yang berkerumun dan tidak memakai masker.

"Saya melihat fakta dilapangan seperti itu (kesadaran masyarakat rendah) hampir semua tadi yang ada tidak menerapkan protokol kesehatan. Mereka pakai masker cuman ada di dagu kemudian jarak juga tidak dijaga, fasilitas untuk cuci tangan tidak ada, dan masih bergerombol," tegas Ema saat berada di kawasan Dipatiukur, Sabtu (19/9/2020).

D isela monitoring Ema menyampaikan Penegakan hukum di atur dalam Perwal baik No. 37 atau No. 46 dimana sudah tidak lagi pada subtansi bersifat permisif. "Tetapi kita langsung pada hal bila perlu ambil yang paling berat. Karena salah satu kunci bisa berhasil percepatan penanganan Covid itu dengan disiplin," tuturnya.

Untuk itu Ema menegaskan tidak ada lagi kompromi, terlebih dengan dinamika yang sifatnya permisif dilapangan. "Sudah aja lakukan tindakan saja toh sanksinya ada bila perlu didenda saja," kata Ema.

Hasil monitoring kawasan Dipatiukur yang padat, apalagi di waktu weekend menggiring pihaknya untuk memikirkan langkah selanjutnya yang lebih efektif. "Bahkan kita sedang memikirkan juga seperti di Jalan Dupatiukur, kalau ini tidak bisa kendalikan yah jalanya kita blok. Kita akan sarankan dan usulkan bahwa ini harus di blokir saja jalanya," papar Ema.

Ema menyampaikan, kebijakan yang terjadi saat ini yakni seiring dengan meningkatnya pandemi di Kota Bandung, pihaknya kembali lakukan pembatasan ruang mobilitas masyarakat melalui penutupan jalan.

"Kami sebetulnya tidak ingin menegur-negur masyarakat dan lain sebagainya, kan itu bagian dari hak yang mereka miliki. Tetapi kalau mereka tidak disiplin ini keniscayaan karena kalau kita biarkan yang namanya 3M (Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan) dan tidak berkerumun itu mereka tidak lakukan," jelasnya membeberkan.

Ema menilai, kalau kondisi itu dibiarkan dan tidak perhatikan, apalagi tidak tertibkan maka potensi untuk perkembangan pandemi bisa terus terjadi. "Ini akan menjadi fenomena gunung es, karena itu masyarakat tolong kerja samanya untuk bersama-sama perangin pandemi Covid-19," tandasnya.


Editor: redaktur

Komentar