DIDADAMEDIA, Bandung - Sebuah pergerakan yang mengatasnamakan Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) hadir guna mendorong Indonesia terus maju, kreatif dan berkelanjutan. Untuk itu, hari ini KITA mengumuman pembentukan pengurus yang tergabung dalam Gugus Raksa.
"KITA bergerak pada sebuah gerakan yang lebih optimistis memberikan masukan yang lebih konstruktif dan kita ingin mengajak semua kalangan bahwa pandemi ini memang sesuatu yang harus dihadapi bersama," ujar Ketua Badan Kebijakan KITA, Maman Imanulhaq dalam acara temu media di kawasan Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (9/9/2020).
Maman yang merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjelaskan, KITA terdiri dari 17 Majelis Hikmah, 8 Dewan Kebijakan dan 19 Gugus Karsa. Bahkan, sudah dideklarasikan oleh 75 orang perwakilan relawan dari berbagai daerah dan profesi.
"Bahkan, 45 Dewan Perwakilan Daerah seluruh Indonesia akan terus mendeklarasikan KITA," ujarnya seraya menambahkan Kongres Pertama KITA akan diselenggarakan secara virtual tanggal 28 Oktober mendatang berpusat di Jogjakarta.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Ketua Majelis Hikmah KITA, Taufik Rahzen mengatakan diakuinya di masa pandemi Covid-19 membuat tatanan masyarakat berubah secara mendalam. Normalitas baru membutuhkan moralitas baru. "Selain itu, masyarakat baru memerlukan etika yang baru, baik dalam kehidupan sosial maupun praktik politik. Untuk itu KITA hadir," tuturnya.
Perihal kebiasaan di fase Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dimana saat menjaga jarak fisik menjadi aturan sehari-hari, lanjutnya, kerapatan batin para warga menjadi syarat kehidupan baru. "Kerapatan batin ini yang sering kita sebut ikatan batin atau solidaritas. KITA pada dasarnya upaya memperteguh solidaritas bangsa," paparnya.
Saat disinggung perihal apakah KITA merupakan partai politik atau perkumpulan yang akan digiring ke partai politik, pihaknya menyatakan dengan tegas jika KITA bukan partai politik.
"Disini KITA hadir untuk sama-sama berbarengan memajukan Indonesia, bahkan tidak sedikit aksi sosial yang kita lakukan. Jika memang ada di antara kita yang menjadikan sebagai partai politik maka otomatis akan keluar," tandasnya.
Hal serupa juga diungkapkan Herry Dim yang merupakan salah seorang pelukis ternama di Indonesia, dirinya pun memilih gabung dengan KITA karena bukan partai politik.
"Jika memang ini partai politik saya mundur. Salah satu alasan saya ada disini karena beberapa poin yang ada adalah aksi sosial. Dan sejak dulu hal itulah yang saya lakukan," papar seniman lukis yang siap menggelar pameran dengan 111 seniman ternama pada 15 September mendatang.