DIDADAMEDIA, Bandung - Pekan ini sejumlah kalangan pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) ikuti Uji klinis Vaksin Covid-19. Mereka adalah Gubernur Jawa Barat, Kapolda Jabar dan Pangdam III/Siliwangi.
Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat meninjau penyuntikan pertama Uji Klinis Vaksin di Pukesmas Garuda, belum lama ini.
Menurutnya, selain kalangan pejabat Forkompinda, tidak sedikit juga sejumlah ASN yang menjadi relawan vaksin, terutama dokter-dokter yang berasal dari Dinas Kesehatan (Dinkes) pada tanggal 25 Agustus ini.
Sementara dirinya urung ikut relawan uji klisnis vaksin Covid-19 karena termasuk dalam orang yang sempat terpapar Covid-19 atau penyitas.
"Sempat saya berniat untuk ikut menjadi Relawan tapi kan status saya sebagai penyitas dan tidak diperbolehkan untuk ikut. Karena itu syarat mutlak yang tidak boleh diganggu gugat, dimana seorang relawan tidak boleh atau pernah terpapar Covid-19," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Yana menijau uji klinis vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda di Jalan Dadali, Kota Bandung.
Sebelumnya, 19 relawan melakukan suntikan pertama uji klisnis Vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Padjadjaran (Unpad) pada Selasa (11/8/2020).
"Berarti hingga saat ini sudah sekitar 100 relawan lakukan suntikan pertama uji klinis di 5 Puskesmas Kota Bandung, masing-masing Puskesmas paling banyak sekitar 20 orang. Ditambah dengan 19 relawan sebelumnya yang juga disuntik vaksin," tuturnya.
Puskesmas Garuda sudah memasuki tahap V1, yakni pengambilan sampel darah dan penyuntikan vaksin. Sebelumnya para relawan telah melewati tahap V0, yakni pemeriksaan dan tes usap (Swab).
"Di puskesmas Garuda sudah V1, totalnya ada 360 orang yang menjadi relawan vaksin Covid-19 di puskesmas ini," jelasnya lagi.
Menurutnya, sejauh ini prosedur uji klinis vaksin Covid-19 sudah cukup jelas dan baik. Sehingga bagi warga yang ingin menjadi relawan, memahami dengan jelas akan alur uji klinis tersebut.
"Untuk relawan ada uang pengganti transport, sebesar Rp 200 ribu untuk setiap kali datang. Tapi jangan dilihat dari uangnya, ketika ingin menjadi relawan vaksin Covid-19," imbuhnya.
Disinggung terkait dirinya untuk menjadi relawan vaksin Covid-19, Yana mengatakan, tidak bisa menjadi relawan karena sudah pernah menjadi penyintas atau survivor.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Bandung, Rita Verita menyenutkan, di empat puskesmas di Kota Bandung, dilakukan uji klinis vaksin Covid-19 secara paralel.
"Mereka yang sudah disuntik diobservasi selama 30 menit, kalau tidak ada apa-apa maka boleh pulang seperti biasa,"ucap Rita.
Pihaknya berharap proses uji klinis vaksin Covid-19 dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya baik. Sehingga tahun depan diproduksi vaksinnya untuk salurkan kepada masyarakat.
Jika ada sakit panas atau bengkak, setelah dilakukan penyuntikan vaksin, menurutnya hal tersebut adalah wajar dan dalam beberapa hari bisa hilang, tergantung dari individunya masing-masing.
Rita menerangkan setelah disuntik vaksin, relawan diminta untuk berakstivitas seperti biasa dan menjaga pola makan. Namun, tetap disiplin protokol kesehatan serta menggunakan masker.
"Jadi mereka tetap beraktivitas seperti biasa dan menerapkan protokol kesehatan pada kegiatan sehari-hari," tandasnya.
Editor: redaktur