DIDADAMEDIA - Pemerintah Lebanon melalui Gubernur Beirut Marwan About telah mengungkapkan sebanyak 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan tersebut.
Saat ini, investigasi masih dilakukan pemerintah Lebanon setelah kejadian ledakan dahsyat di sebuah pelabuhan di Beirut, Selasa 4 Agustus 2020.
Pemerintah Lebanon memastikan dalam waktu cepat akan menangkap dan menahan orang yang bertanggung jawab atas ledakan nahas itu.
Namun di tengah investigasi yang dilakukan, terdapat fakta baru yang membuat kemarahan masyarakat Lebanon membara, yakni bahan peledak itu telah disimpan lebih dari enam tahun lalu.
Kemarahan masyarakat Lebanon itu dicurahkan dan trending di berbagai platform media sosial dengan hashtag #tutupmulut.
Atas tragedi itu, tak ada yang mau bertanggung jawab dengan ledakan ini, sejumlah pihak justru seolah tak mau disalahkan.
"Tidak ada menteri yang tahu apa yang ada di hanggar atau kontainer, dan bukan tugas saya untuk mengetahuinya," kata Menteri Pekerjaan Umum Michel Najjar seperti Pindainews.com mengutip dari Al Jazeera.
BACA JUGA :
Saat dia tahu, Koraytem pun diminta untuk mengirimkan semua dokumentasi yang relevan, sehingga dia bisa "menyelidiki masalah ini."
Sayangnya permintaan itu datang terlambat. Keesokan harinya, tepat setelah jam 6 sore sebuah gudang di pelabuhan meledak, menghancurkan pelabuhan dan menghancurkan sebagian besar kota Beirut.
Najjar juga mengaku bahwa dia telah mengirim setidaknya 18 surat permintaan kepada hakim setempat untuk memindahkan dan membuang bahan peledak sejak tahun 2014.
Najjar menolak untuk memberikan dokumen tersebut kepada Al Jazeera, dengan alasan penyelidikan berkelanjutan atas penyebab ledakan tersebut. "Pengadilan tidak melakukan apa-apa. Itu kelalaian," katanya.
Tetapi Nizar Saghieh, seorang ahli hukum Lebanon terkemuka, mengatakan yang bertanggung jawab atas ledakan ini adalah yang mengawasi pelabuhan tersebut.
"Tanggung jawab hukum utama di sini adalah pada mereka yang ditugaskan untuk mengawasi pelabuhan, otoritas pelabuhan dan kementerian pekerjaan umum, serta Bea Cukai Lebanon," tuntasnya.