DIDADAMEDIA, Bandung - Grab Indonesia komitmen membantu menggerakan kembali roda perekonomian Indonesia yang terpuruk akibat pandemi COVID-19, khususnya di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Upaya Grab membantu pemulihan ekonomi di sejumbali daerah, termasuk di Jawa Barat.
Pandemi COVID-19 membut dunia usaha terpuruk. Banyak sektor usaha yang terdampak wabah COVID-19, tak terkecuali pelaku UMKM. Tak sedikit pelaku UMKM yang harus menutup usahanya dan merumahkan, bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja karyawannya.
Laporan terbaru yang disampaikan pemerintah, perekonomian Indonesia pada Triwulan II-2020 mengalami penurunan cukup signifikan, lebih dari 5,32 persen akibat pandemi COVID-19.
Kondisi ini mendorong Grab dengan dukungan teknologi digital membantu pemulihan ekonomi lewat kampanye #TerusUsaha dengan menawarkan beragam kemudahan bagi para pelaku UMKM memasarkan produknya. Melalui upaya digitaliasi kepada pelaku UMKM, diharapkan roda perekonomian bisa kembali bergerak kencang.
"Banyak orang saat ini mengatakan mengalami kesusahan. Tapi di balik kesusahan pasti selalu ada kesempatan untuk bangkit. Karena itu, Grab komitmen membantu masyarakat, khususnya pelaku usaha dengan mengubah susah menjadi mudah," kata Richard Aditya selaku Head of West Indonesia Grab Indonesia dalam webinar dan jumpa pers virtual, Kamis (6/8/2020).
Sejumlah produk layanan kini ditawarkan Grab untuk membantu para pelaku usaha mikro survival di tengah kondisi perekonomia yang sedane melemah dengan mengembangkan bisnisnya.
Upaya digitalisasi UMKM oleh Grab di Jabar di antaranya dengan menggandeng para pedagang di pasar-pasar tradisional untuk memahami fitur layanan GrabMart dan GrabAssistant pada aplikasi Grab penumpang atau pelanggan. Dengan fitur layanan GrabAssistant, pengguna Grab bisa dengan mudah mendapatkan beragam komoditas yang tersedia di pasar tradisional.
"Kita sudah kerja sama dengan sejumlah pasar di Bandung. Sekarang bagi masyarakat, khususnya para ibu, apalagi yang bekerja, jika ingin belanja kebutuhan di pasar untuk memasak gak perlu repot-repot karena ada GrabMart dan GrabAssistant yang bisa dimanfaatkan," jelas Richard.
Richard menjelaskan bahwa program #TerusUsaha merupakan komitmen Grab bagi bisnis kecil dan tradisional agar lebih memiliki daya saing dan tidak tertinggal dalam era digital.
"Kita melihat bagaimana ada banyak bisnis yang tidak mampu bertahan dan bersaing di era new normal ini karena belum terdigitalisasi. Perubahan pola konsumsi masyarakat yang bergantung pada layanan digital menjadi salah satu faktor terbesarnya," jelasnya.
"Beralih dan mulai memanfaatkan digitalisasi adalah cara terbaik yang bisa dilakukan oleh para pelaku UMKM untuk mempertahankan usaha mereka di era tatan baru ini. Program #TerusUsaha ini juga sejalan dengan komitmen jangka panjang GrabForGood untuk membawa lebih banyak dampak positif dari teknologi kami,” ungkapnya menambahkan.
Untuk mendukung program ini, Grab bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Jawa Barat memberikan pelatihan kepada puluhan ribu Industri Kecil Menengah (IKM) binaan Disperindag Jawa Barat.
Seluruh pelatihan yang dilakukan secara virtual, dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing mereka. Topik pelatihan akan fokus pada peran digitalisasi bagi bisnis kecil di era new normal.
Sementara Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics tahun 2019, telah merilis sebuah studi yang menunjukkan kontribusi ekonomi pekerja lepas dan UMKM melalui platform digital Grab yang mencapai Rp10,1 triliun di Jawa Barat.
"Hari ini, studi lain yang dilakukan di bulan Januari 2020 di kota Bandung dirilis dan menemukan bahwa Grab tidak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal (yang merupakan 56,5% dari total tenaga kerja Indonesia), tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil dan menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab, serta meningkatkan kualitas hidup mitra sebesar 11 persen," kata Riyadi Suparno, Direktur Eksekutif Tenggara Strategics.