DIDADAMEDIA, Jakarta - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menyatakan, pesta multicabang olahraga paling akbar di dunia, Olimpiade 2032 sulit terselenggara di Indonesia jika tak ada dukungan penuh dari pemerintah.
Oktohari menegaskan, bahwa pihaknya membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah untuk menunjukkan keseriusannya menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 menyusul persaingan yang semakin ketat.
Indonesia akan bersaing dengan Australia, India, Korut-Korsel, China, dan Jerman memperebutkan hak sebagai tuan rumah Olimpiade musim panas pada 2032 mendatang. Bahkan baru-baru ini Qatar juga turut menyatakan keseriusannya menjadi tuan rumah pesta olahraga 4 tahunan itu.
“Qatar sudah bersurat ke IOC (Komite Olimpiade Internasional) untuk ikut proses bidding pekan lalu. Dengan semakin banyaknya peminat untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, kita harus semakin menunjukkan keseriusan menjadi tuan rumah,” kata Oktohari melalui keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Selama ini Indonesia, menurutnya, belum melakukan hal yang signifikan menunjukkan keseriusannya menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Padahal dukungan tersebut merupakan syarat utama saat bidding nanti.
Semula, Oktohari bersama Presiden Joko Widodo sebetulnya sudah berencana melakukan kunjungan ke markas IOC di Lausanne, Swiss pada April. Namun dibatalkan karena kondisi pandemi COVID-19.
Demi memenangkan proses bidding, KOI saat ini mulai intensif membangun komunikasi dengan stakeholder guna menyamakan persepsi serta mengkampanyekan rencana Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 kepada masyarakat.
“Kami juga masih perlu menyamakan persepsi dengan seluruh masyarakat bangsa Indonesia bahwa kita mampu menjadi negara Asia Tenggara pertama yang jadi tuan rumah dan menggelar Olimpiade.”
“Kita juga harus bisa meyakinkan dunia bahwa sukses di Asian Games dan Asian Para Games 2018 menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah yang baik nantinya. Ini akan mengubah wajah dan citra bangsa Indonesia di kancah olahraga dunia,” tutur Oktohari.