DIDADAMEDIA - Pemerintah Rusia akan memulai vaksinasi massal pada Oktober atau November 2020 untuk melawan Covid-19. Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan, dokter dan guru akan menjadi pihak pertama yang menerima vaksin corona.
Dilansir Reuters, sumber di pemerintahan Presiden Vladimir Putin mengungkapkan, bulan ini regulator kesehatan akan memberikan persetujuan pada vaksin potensial yang dikembangkan Rusia.
Mikhail Murashko mengatakan sebuah fasilitas kesehatan di Moskow bernama Gamaleya Institute telah menyelesaikan uji klinis vaksin dan para penelitinya sedang mempersiapkan dokumen untuk mendaftarkan vaksin corona.
"Kami merencanakan vaksinasi yang lebih luas untuk Oktober," kata Mikhail Murashko dilansir BBC, Senin (3/8/2020).
Pada 15 Juli 2020, peneliti dari Institute Gamleya telah mengumumkan uji vaksin tahap awal yang dikembangkannya sudah selesai. Hasilnya, vaksin ini menghasilkan antibodi Covid-19.
Namun keakuratan vaksin corona menjadi perhatian para ahli, apalagi dengan pendekatan jalur cepat yang ditempuh Rusia. Bahkan ahli penyakit menular AS, Dr Anthony Fauci, mengungkapkan ia berharap China dan rusia "benar-benar menguji vaksin" sebelum memberikannya kepada publik.
Anthony Fauci menambahkan AS harus memiliki vaksin yang 'aman dan efektif' pada akhir tahun ini. "Sejauh ini, Saya tidak percaya ada vaksin yang lebih maju dari yang kita kembangkan sehingga kita harus bergantung pada negara lain untuk mendaptakan vaksin," ujarnya di depan anggota Parlemen AS.
Sementara Pusat Penelitian Virologi dan Bioteknologi Rusia, Vektor, berencana memulai produksi vaksin untuk penyakit COVID-19 pada rentang Oktober atau November mendatang.
Kepada lembaga penyiaran negara, Rossiya 1, Direktur Jenderal Vektor Rinat Maksyutov mengatakan bahwa transisi bertahap, dari vaksinasi kelompok khusus dan berisiko, ke vaksinasi massal diharapkan dapat dilakukan pada akhir tahun ini dan awal 2021.
"Kami berharap untuk memulai produksi pada November tahun ini. Oleh karena itu, semakin dekat ke akhir tahun dan awal tahun berikutnya, kita dapat berbicara tentang transisi dari vaksinasi kelompok berisiko, paling tidak, ke vaksinasi massal," ujar Maksyutov.