DIDADAMEDIA, Bandung - Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat, Abdul Hadi Wijaya mengaku prihatin atas kejadian terpaparnya puluhan pegawai yang bertugas di Gedung Sate yang merupakan pusat pemerintahan Jawa Barat, juga kantor Gubernur Jabar.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 40 orang pegawai di Gedung Sate, di antaranya 17 Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 23 orang non-ASN terkonfirmasi positif COVID-19.
"Ini mengejutkan dan prihatin karena Gesat (Gedung Sate) kan simbol, pusat pemerintahan Jawa Barat. Sisi lain ini sebuah peringatan bahwa Covid-19 belum selesai," kata Abdul Hadi Wijaya saat on air di stasiun radio PRFM, Kamis (30/7/2020) malam seperti dilansir laman Pikiran Rakyat, Jumat (31/7/2020).
Abdul Hadi Wijaya telah menduga bahwa kasus ini merupakan penyebaran COVID-19 di Indonesia gelombang yang kedua.
"Ini mungkin disebut gelombang kedua, orang-orang terdekat gubernur terkena," katanya.
Terlepas dari itu dia tidak setuju kalau Gedung Sate didefinisikan sebagai klaster baru penyebaran COVID-19.
"Untuk disebut klaster masih butuh beberapa konfirmasi dulu, masih butuh tracing contact (penelusuran kontak), tunggu dulu beberapa waktu lagi supaya terlihat kecenderungannya seperti apa. Jangan terlalu cepat mendefinisikan ini klaster," katanya.
Dia mengatakan, penelusuran kontak harus segera dilakukan. Tujuannya agar terpetakan siapa dan dimana saja orang yang pernah kontak erat dengan yang terkonfirmasi COVID-19.
Tak hanya itu, dia juga meminta pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan penelusuran kontak dengan masif terhadap orang-orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19. Namun langkah terpenting kata dia adalah melakukan pencegahan.