DIDADAMEDIA, Bandung - Kasus puluhan pegawai positif COVID-19 di Gedung Sate yang merupakan Kompleks Perkantoran Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadi ironi bagi pemerintahan Ridwan Kamil.
Sebelumnya Pemprov Jabar, dalam hal ini Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) COVID-19 Jabar sempat dipuji dalam menangani kasus COVID-19 oleh GTPP Pusat yang kini berubah nama menjadi Satgas dan Komite COVID-19.
Melansir pemberitaan laman Fix Indonesia/Pikiran Rakyat, Kamis (30/7/2020), pengamat Sosiologi dari Universitas Padjajaran (Unpad), Ari Ganjar Herdiansah, turut mempertanyakan penanganan COVID-19 di Jabar.
Ari bahkan merasa heran COVID-19 bisa menyebar di pusat pemerintahan Jawa Barat yang notabene adalah kantor Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
BACA JUGA :
"Menurut saya wajar jika ada pertanyaan seperti kenapa kok sampai terjadi penyebaran Covid-19 di pusat pemerintahan Jabar? Ini harus menjadi bahan evaluasi utama bagi Kang Emil (Ridwan Kamil)," ujar Ari Ganjar, Kamis (30/7/2020).
Menurutnya, kasus tersebut menjadi tolok ukur penerapan protokol kesehatan di pusat pemerintahan Jabar hingga kecolongan.
"Bagaimana menjalankan protokol kesehatan di pusat pemerintahan? Karena ini kan menjadi tolok ukur. Misal pusat pemerintahannya saja terjadi peristiwa kecolongan itu bagaimana dengan instansi lain atau di masyarakat," ujar Ari.
"Kalau dilihat kasus ini yang di mana menimpa kantor gubernur sendiri, saya kira cukup wajar apabila ada yang mempertanyakan seperti apa mekanisme protokol kesehatan yang diterapkan oleh Pemprov Jabar sebagai kantor di mana pak Ridwan Kamil bekerja," kata Ari
Ari menilai kasus COVID-19 di pusat pemerintahan Jawa Barat, tidak terlalu mengagetkan. Menurutnya ini merupakan salah satu risiko yang harus ditanggung saat memilih melakukan pelonggaran seperti terjadi di Jakarta, di mana perkantoran merupakan klaster baru dalam penyebaran Covid-19.
"Memang virus tersebut cepat menular dalam ruangan tertutup dalam kondisi ber AC lagian juga terdapat banyak interaksi di dalam tapi kita harap ini tidak terlalu mengganggu layanan kepada masyarakat," tuturnya
Lanjutnya, tidak bisa langsung diambil kesimpulan bahwa kasus di Gedung Sate menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Meskipun hal tersebut menjadi peringatan bagi pemerintah Jabar dalam menangani kasus Covid-19.
"Ini menjadi suatu warning kepada (untuk) Gubernur Jabar (Ridwan Kamil)," ujarnya
Dia menilai, akhir-akhir ini provinsi Jabar terbilang lebih berhasil dibandingkan provinsi lainnya jika dilihat dari perkembangan status postif.
"Jabar di bawah Jakarta, Jatim, Jateng, dan Kalimantan. Jadi ini merupakan suatu kebanggan tersendiri meskipun ada prinsip yang mempertanyakan seberapa tes yang dilakukan di Jabar. Jadi pertanyaan juga jangan-jangan di Jabar rendah ini testingnnya tidak semasif seperti di Jakarta, tapi diluar dari pertanyaan kritis tersebut, saya kira Jabar lebih baik dari provinisi yang lain," tukasnya