DIDADAMEDIA, Bandung - Gedung Sate mendadak ditutup setelah puluhan ASN yang bekerja di kompleks perkantoran Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkonfirmasi positif COVID-19.
Gedung bersejarah yang Senin (27/7/2020) genap berusia 100 tahun itu ditutup hingga 14 Agustus. ASN maupun non-ASN diperintahkan bekerja dari rumah berdasarkan surat edaran yang ditandatangani Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar, Setiawan Wangsaatmaja.
Fakta kasus COVID-19 ini tentu menjadi ironi bagi Pemerintah Provinsi Jabar di bawah kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum.
Sebabnya, Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pusat sempat memuji kinerja Jawa Barat dalam menangani dan menekan penyebaran COVID-19.
Mengutip pemberitaan yang dilansir Bisnis.com, Kamis (30/7/2020), Sekda Jabar, Setiawan Wangsaatmaja pun mengakui jika pihaknya kecolongan dengan adanya kasus puluhan ASN Pemprov Jabar yang bekerja di Gedung Sate terinfeksi COVID-19.
Setiawan menilai penerapan protokol kesehatan yang sudah dilakukan di Gedung Sate harus dievaluasi seiring positifnya 40 orang ASN dan non ASN di pusat pemerintahan tersebut.
Setiawan mengatakan selama adaptasi kebiasaan baru (AKB) Gedung Sate memang salah satu ruang publik dan perkantoran yang terbuka aksesnya. Pengunjung tetap datang, bahkan masih ada juga para pihak yang melakukan studi banding.
“Belum dapat kita pastikan sumber ini dari internal apa eksternal,” katanya dalam sesi keterangan pers daring di Bandung, Kamis (30/7/2020).
Karena terbukanya aktivitas di Gedung Sate pihaknya diminta oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk menggelar tes proaktif pada seluruh karyawan baik ASN maupun non-ASN yang bekerja di sana.
Setiawan mengaku meski terbuka, Gedung Sate tetap menerapkan protokol kesehatan yang sesuai antara lain hanya memberlakukan secara ketat hanya diisi 50 persen karyawan dan penyiapan sejumlah fasilitas pencegahan.
“Di luar ada kita siapkan disinfektan kendaraan yang masuk, ada tempat cuci tangan, hand sanitizer, masih juga kita kecolongan. Tetap, protokol kesehatan harus kita jaga, bisa saja (pegawai) kita berinteraksi dengan mereka yang dari luar, ada juga yang imported case karena ada yang studi banding,” katanya.
Setiawan menilai adanya kasus 40 orang ini menunjukkan bahwa penanganan Covid-19 masih harus terus ditingkatkan.Menurutnya potensi besar penularan virus masih tetap ada. “Kita harus tetap waspada. Kewaspadaan itu nomor satu,” ujarnya.
Puluhan ASN di Gedung Sate Positif COVID-19, Pemprov Jabar Kecolongan
