DIDADAMEDIA - Tidak hanya bisa menggunakan sepeda motor, pengendara juga dituntut untuk memiliki kemampuan yang mumpuni agar tidak membahayakan dirinya dan juga pengguna jalan lain.
Saat ini, sepeda motor tak kalah canggih dengan mobil yang memiliki banyak mode dan juga fitur-fitur penting yang berhubungan dengan keselamatan berkendara, seperti sistem pengereman, instrumen lampu, kaca spion serta lainnya.
Manager Safety Riding AHM, Johanes Lucky mengungkapkan bahwa beragam ilmu teknik berkendara harus dikuasai para pengendara untuk mengurangi potensi bahaya bagi pengendara maupun sekelilingnya.
"Tidak hanya teknik mengatur bukaan gas dan teknik pengereman, namun perlu juga diperhatikan beberapa teknik berkendara lainnya seperti postur tubuh yang tepat, teknik menghadapi berbagai situasi jalan raya, dan mengenal rambu-rambu lalu lintas," ujar Johanes Lucky dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.
Dalam hal ini, Johanes Lucky membagikan cara untuk bisa mengerem dengan benar tanpa harus membahayakan diri sendiri dan juga pengguna lainnya yang berada di belakang kita dengan tiga tingkatan pelatihan.
Pada tingkat pertama, fokus latihan kordinasi putaran gas, tuas rem atau pedal rem dan tuas kopling. Tingkat kedua, berlatih lah mengerem dengan kecepatan lebih tinggi secara bertahap antara 30km/jam - 50km/jam.
Sedangkan untuk tahap yang terakhir atau tahap ketiga, pengendara bisa berlatih dengan kecepatan 60km/jam dengan jarak berhenti 17-20 meter dari titik awal penarikan tuas rem.
Pengendara dapat mengasah kemampuan berkendara dengan sering melatih cara mengukur jarak pengereman ideal di sepanjang lintasan yang dikhususkan untuk pelatihan berkendara.
Penggunaan teknik pengereman dan teknik bukaan gas secara intens sangat terasa ketika menghadapi tikungan di jalan raya. Dalam menghadapi tikungan, pengendara perlu melakukan pengereman secara perlahan sebelum memasuki area tikungan dan menikung dengan kecepatan konstan. Hindari mengurangi ataupun menambah bukan gas secara mendadak.
"Pastikan posisi sepeda motor dan postur tubuh saat berkendara dalam kondisi seimbang, sehingga bisa menghindari risiko tergelincir," kata dia.
AHM Safety Riding Park (AHM-SRP)
Kemampuan berkendara yang aman perlu diasah secara rutin sehingga memudahkan dalam mengambil keputusan saat menghadapi berbagai situasi di jalan raya.
Simulasi berbagai situasi jalan raya ini dapat ditemukan di pusat pelatihan keselamatan berkendara, yaitu AHM Safety Riding Park (AHM-SRP) yang terletak di kawasan Deltamas, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
AHM-SRP merupakan salah satu saran pelatihan berkendara untuk mengenal cara berkendara sepeda motor baik di jalanan beraspal atau on road dan juga jalanan off road.
"Faslitas AHM Safety Riding Park (SRP) dilengkapi dengan area course on road yang memfasilitasi berbagai pembelajaran, seperti keseimbangan, cornering dan slalom, pengereman, tanjakan dan turunan, hingga melatih berkendara dengan simulasi rambu lalu lintas. Selain itu, area course off road memiliki medan yang menantang dan mewakili berbagai kontur jalanan di hampir pelosok Tanah Air," tutup Lucky.
Nilai-nilai kurban, kata dia, harus menjadi pesan bahwa dalam hidup selalu ada pengorbanan dengan penuh rasa keikhlasan sehingga memberi faedah.
Adapun pengorbanan dalam konteks wabah COVID-19 adalah dengan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk saat pelaksanaan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban.
"Besok harus disiplin, disiplin ada pengorbanan yang membuat kita tidak nyaman, tapi itu mutlak dilakukan di sekitar 800 masjid Indonesia yang sebagian besar melaksanakan shalat id dan penyembelihan kurban maka perlu disiplin untuk mencegah bahaya yang lebih besar," katanya.
"Jika tidak disiplin maka bisa fatal. COVID-19 itu intinya disiplin dan interfensi dengan sterilisasi rumah, bangunan, kantor serta seluruh sarana-sarana. Itu dua cara yang penting," demikian Jusuf Kalla.