Seberapa Aman Vaksin COVID-19 Sinovac Bagi Manusia? Ini Kata Peneliti

seberapa-aman-vaksin-covid-19-sinovac-bagi-manusia-ini-kata-peneliti Ilustrasi. (Net)

DIDADAMEDIA, Bandung - Sinovac, vaksin Covid-19 produksi perusahaan farmasi asal China akan segera diuji klinis tahap tiga oleh tim peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) dan PT Bio Farma.

Sebelumnya Sinovac telah dinyatakan sudah melewati uji klinis fase 1 dan 2 di China. Namun tidak sedikit isu negatif terkait vaksin Covid-19 muncul dan menjadi pembahasan umum, salah satunya soal tingkat efektivitas Sinovac menangkal COVID-19 serta tingkat keamanannya bagi tubuh manusia, terutama bagi mereka yang menderita penyakit berat.

"Penyakit ini (Covid-19) ditemukan di China sehingga sejak menulari warga China dan sudah melakukan penelitian vaksin fase 1 dan 2," ungkap Prof Kusnadi Rumli di Rumah Sakit Pendidikan Unpad Jalan Prof. Eyckman, Kota Bandung.

Apalagi, tuturnya, sebelum vaksin tersebut diregistrasikan dan diperjualbelikan kepada masyarakat maka vaksin harus melewati uji klinis fase 1, fase 2, dan fase 3. Bahkan, sebelum memasuki fase satu, peneliti melakukan penelitian yang panjang yaitu mencari antigen agar bisa mencari vaksin.

"Kemudian setelah antigen ditemukan maka harus dilakukan uji coba kepada binatang dalan hal ini kera atau monyet," ujarnya.  

Selanjutnya, kata dia, apabila hasilnya stabil, maka vaksin tersebut dianggap aman dan bisa dilakukan uji coba kepada manusia.

"Sudah diujicobakan kepada binatang dan aman. Sekarang baru boleh di coba kepada manusia. Akhirnya masuklah fase satu kepada manusia dicoba ke 50-100 orang, gunanya untuk melihat aman atau tidak. Dari 50 orang ini ternyata aman dan tidak menyebabkan penyakit. Selain aman ternyata menimbulkan zat anti penyakit (antibodi)," jelasnya.

Dalam prosesnya, setelah melewati fase 1, vaksin masuk fase 2. Pada fase 2 jumlah yang digunakan subyeknya sebanyak 400 orang. Hal itu dilakukan untuk melihat keamanannya, dan melihat efektivitas vaksin.

"Ini dilakukan di China, ternyata bagus dan sudah dipublikasikan juga. Setelah fase 2 ini bagus, baru masuk fase 3, karena setelah lolos fase 3 vaksin ini boleh di jual," imbuhnya.

Dengan demikian, saat ini peneliti Unpad akan melakukan pengujian vaksin fase 3. Pengujian fase 3 pun harus dilakukan pada rentang waktu sekitar 3-6 bulan. Dengan menggunakan 1.620 relawan, menurutnya, mereka akan mengikuti uji klinis dengan pemantauan secara ketat. Apakah timbul antibodi yang bisa membuat tubuh lebih kuat ketika terpapar Covid-19.

"Bahan yang dipake ini yaitu virus covid-19 yang dimatikan. Itu tidak akan menyebabkan penyakit Covid tetapi akan menimbulkan zat anti penyakit jadi bisa mencegah penyakit ini (Covid-19)," tandasnya.

Editor: redaktur

Komentar