DIDADAMEDIA, Bandung - Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Dr Kusnandi Rusmil Sp AK MM mengatakan warga yang menjadi relawan dalam uji coba tahap tiga Vaksin Sinovac dari China akan dilindungi oleh asuransi.
"Jadi diberikan asuransi atau dicover asuransi selama ikut penelitian, dan tidak dibayar karena mereka secara sukarela," kata Prof Kusnandi, saat jumpa pers di Rumah Sakit Pendidikan Unpad di Bandung dilansir Antara, Rabu (22/7/2020).
Dia mengatakan setelah disuntikkan vaksin tersebut seluruh relawan akan dipantau oleh tim yang telah disiapkan.
"Terus kami pantau ketat, tiga hari, lima hari, 14 hari, dan seterusnya. Kalau dia sakit, apakah gejala dari vaksin itu atau tidak. Nanti dia periksa ke dokter lain, saya yang akan tanya ke dokter itu lebih dalam," kata dia.
Menurut dia sampai saat ini banyak warga yang mengajukan diri untuk menjadi relawan uji klinis tahap tiga vaksin tersebut seperti pegawai serta para dokter dari salah satu rumah sakit di Jakarta.
"Namun saya tolak, itu pegawai rumah sakit sama dokternya. Karena mereka tidak tinggal di Bandung, susah kita mengawasinya. Yang mendaftar juga sudah banyak yang ingin ikut, tapi kan kita belum mulai, nanti awal Agustus," kata dia.
Sementara itu Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr Eddy Fadlyana SpA(K) MKes mengatakan uji klinis tahap ketiga Vaksin Sinovac dari China akan dilakukan di enam tempat di Kota Bandung, yakni empat puskesmas, Balai Kesehatan Unpad dan Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad.
"Dengan jumlah subjek tersebut maka penelitian ini akan dilakukan di Kota Bandung, Jawa Barat dengan menggunakan enam side penelitian yang terdiri dari empat puskesmas di Kota Bandung, Balai Kesehatan Unpad dan Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad," kata Dr Eddy Fadlyana.
Keempat puskesmas di Kota Bandung yang akan dijadikan uji coba tahap tiga Vaksin Sinovac ialah Puskesmas Garuda, Puskesmas Ciumbeuleuit, Puskesmas Dago dan Puskesmas Puter.
"Di enam site tempat penelitian itu kami juga sudah melakukan pelatihan-pelatihan. Pelatihan-pelatihan dari tempat-tempat tersebut membuat tim yang terdiri dari dokter umum lebih dari antara 30 hingga 40," kata dia.
Selain dokter umum, juga merekrut dokter spesialis penyakit dalam, dan dokter spesialis penyakit anak dan juga keahlian-keahlian yang lain-lainnya sesuai dengan kebutuhan dari penelitian ini.