DIDADAMEDIA, Bandung - Corak Tie dye yang sempat populer di era 1969 hingga 70-an di kalangan kaum hippie, kini kembali menjadi tren. Bahkan, di era pandemi COVID-19 ini motif tersebut menjadi hits dan di gandrungi.
Fakta itu muncul dan dibahas dibeberapa laman berita, bahkan pencarian 'tie dye' untuk fashion menapaki urutan tertinggi.
Hingga akhirnya para penggiat fashion tidak sedikit yang mengambil kesempatan tersebut sebagai peluang bisnis. Salah satunya, penggiat fashion brand lokal Yumaka Handcrafted.
"Kini kami memproduksi dan menjual rangkaian baju tie dye serta masker kain dengan motif senada," ungkap Ayunda Putri pemilik brand Yumaka Handcrafted.
Dijelaskannya, proses pembuatan t srirt dengan motif tie dye ala Yumaka Handcrafted adalah manual dan langsung sesuai namanya ikat dan celup. "Bukan di printing yang mungkin banyak dipakai juga oleh beberapa brand," tuturnya.
T-shirt tie dye terlihat simpel terbuat dari bahan katun, item ini cocok menemani kamu keseharian di rumah karena praktis. Perpaduan warnanya pun menarik dan feminin tapi tidak membuat mata sakit. Tidak hanya orang dewasa saja yang pas dengan motif ini, anak-anak pun akan terlihat menarik saat memakai kaos dengan motif tie dye.
Jika menilik pada sejarah, sebutan tie dye sendiri sebenarnya diambil dari kosakata bahasa Inggris yang artinya ikat dan celup. Bahkan, sekarang ini motif tie dye sendiri tidak hanya bisa diaplikasikan dalam bentuk T-shirt.
Tetapi juga dalam bentuk dan desain tunik gombrong, topi, sarung, celana, kemeja atau bahkan kerudung dan gamis.
Tidak banyak yang tahu, pada awalnya, tie dye merupakan salah satu bentuk seni tekstil yang tumbuh di era 69-70an dan merupakan peninggalan kaum Hippies atau yang disebut dengan Flower Generation.
Flower Generation pada saat itu di aplikasikan untuk merepresentasikan 'Fight With Flower' (lawanlah dengan bunga) yang mengartikan kelembutan dan tidak menyukai kekerasan.
Ternyata tidak hanya di luar negeri seperti di Amerika saja yang mempunyai motif tie dye, tapi Indonesia juga ada, bahkan sudah sejak lama.
Hanya saja yang menjadi perbedaan adalah sebutan untuk tie dye itu sendiri, di beberapa daerah di Indonesia, seperti Palembang, tie dye disebut dengan 'jumputan' atau 'Sasirangan' seperti di Kalimantan.
Untuk Yumaka sendiri beragam motif tie dye ditawarkan, nah bagi keluarga yang ingin eksis dengan motif yang kini digandrungi bisa langsung klik @yumakahandcrafted untuk order.
"Bahkan kami juga siap menyediakan orderan massal untuk event atau apapun," papar Ayunda.
Nah, bagaimana cara untuk mencucinya, pisahkan kain motif tie dye dengan kain atau baju yang lain agar tidak ikut terkena luntur. Jangan pernah menjemur kain motif tie dye di bawah sinar matahari langsung agar warnanya tetap awet.
"Selain itu juga jangan dicuci dengan deterjen tapi cucilah dengan sabun mandi karena warnanya akan cepat pudar apabila dicuci dengan deterjen," tandasnya.
Motif Tie Dye Kembali Hits di Tengah Pandemi
