Teteh Anabel, Pembimbing Anak Bantaran Sungai Cikapundung Tanpa Pamrih

teteh-anabel-pembimbing-anak-bantaran-sungai-cikapundung-tanpa-pamrih Lusi atau yang akrab disapa teteh Anabel bersama anak-anak Sungai Cikapundung.. (Tri Widiyantie/PINDAINEWS)

DIDADAMEDIA, Bandung - Di tengah anak-anak zaman sekarang yang sudah mulai mengenal gadget, ada puluhan anak yang ternyata masih menikmati masa-masa bermain di sepadan sungai tanpa khawatir dengan pandemi Covid-19.

Bagi mereka seolah aktivitas yang sudah melekat tersebut tidak terhenti oleh kekhawatiran orang tua dengan serangan virus Corona. Hal itu terlihat saat DIDADAMEDIA.COM singgah di Serlok Bantaran yang menjadi lokasi hadirnya para volunteer. Salah satunya Lusi atau yang akrab disapa teteh Anabel.

Dia adalah seorang relawan yang kini gabung bersama komunitas Serlok Bantaran yang berada dikawasan bantaran Sungai Cikapundung sekitar Bukit Jarian, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap.

Setiap hari dia hadir ditengah anak-anak bantaran sungai Cikapundung. Mereka adalah anak-anak yang tumbuh di tengah keterbatasan ekonomi.

Tanpa pamrih, teteh Anabel membimbing dan mengarahkan anak-anak bantaran sungai Cikapundung agar memiliki kegiatan lebih positif.

Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang mulai memahami arti saling peduli satu sama lain, bisa menerima kondisi tanpa mengeluh dan juga mau belajar untuk hal-hal baru yang mungkin jarang mereka temui.

"Disini kami bermain sambil belajar, mereka adalah anak-anak manis.  Akan tetapi karena kondisi orang tua yang harus mencari nafkah seharian, maka kasih sayang kurang didapat. Makanya tidak aneh, awal-awal banyak sekali dari mereka yang senang berantem, sudah merokok saat duduk di bangku SMP dan lainnya," kata Lusi, Senin (20/07/2020).

Lewat berbagi dan sharing yang diberikan, akhirnya anak-anak bantaran sungai Cikapundung kini lebih tertata dari sisi attitude. "Alhamdulillah juga mereka mulai mau menghargai orang tua dan sesama," ujarnya.

Tidak mudah bagi Lusi memberikan ilmu budi pekerti. "Menghadapi anak-anak harus pakai hati, sudah lebih dari sebulan saya disini alhamdulillah anak-anak sudah mulai dekat. Dan kami juga disini mengarahkan mereka untuk melakukan hal-hal yang positif, jangan sampai karena keterbatasan ekonomi mereka salah langkah," katanya lagi.

Lewat komunitas Serlok Bantaran, anak-anak akan mendapatkan pendidikan 'nyata' atau lingkungan dan sosial. Hal itu diberikan tanpa pamrih. Terlihat begitu riangnya anak-anak menerima materi setiap hari dengan konsep alam dan natural.

"Tidak hanya anak-anak dikawasan Serlok Bantaran, bagi siapa pun yang ingin bermain kesini silahkan, kami terbuka dan sama-sama kita membangun karakter anak di alam terbuka," tandas Lusi.


Editor: redaktur

Komentar