DIDADAMEDIA, Jakarta - Kementerian Perindustrian berupaya menggenjot ekspor lima sektor industri yang potensial yakni industri otomotif, tekstil dan produk tekstil, produk Industri Kecil Menengah (IKM), makanan dan minuman serta kimia.
"Pemerintah mendorong peningkatan ekspor terhadap industri yang masih memiliki kapasitas. Misalnya di industri kimia itu semen masih bisa karena kapasitasnya 100 juta juta ton, sementara domestik market kebutuhannya 70 persen," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (19/12/2018).
Dalam hal ini, Airlangga mendorong industri otomotif mampu mengekspor kendaraan jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) dan kendaraan Sport Utility Vehichle (SUV) hingga mendekati 300.000 unit tahun depan, di mana ekspor kendaraan saat ini rata-rata 200.000 unit per tahun.
Menurut Airlangga, dalam rangka menggenjot ekspor, Indonesia juga akan menjalin kemitraan ekonomi dengan berbagai negara melalui Free Trade Agreement (FTA) atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki peluang yang besar untuk merambah pasar-pasar ekspor melalui kemitraan tersebut, di antaranya yakni kemitraan Indonesia-European Free Trade Association CEPA.
"Dengan IE CEPA ditanda tangani maka peluang untuk meningkatkan ekspor akan sangat besar. Berbagai produk andalan dari Indonesia juga siap merambah pasar global, misalnya ekspor industri perhiasan ke Swiss dan ada juga produk-produk IKM," ujarnya.
Menperin berharap, berbagai upaya tersebut dapat mendongkrak ekspor produk Indonesia ke berbagai negara, sehingga mampu mengurangi defisit neraca perdagangan nasional.