DIDADAMEDIA, Bandung - Wabah sindrom pernapasan akut Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menyebabkan penyakit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) tak hanya menjadi tantangan bagi para dokter, juga apoteker atau ahli farmasi.
Demikian disampaikan Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi, Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D saat membuka kegiatan Webinar yang digelar Fakultas Farmasi Unjani bekerjasama dengan Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Barat, Sabtu (4/7/2020).
"Pandemi COVID-19 membuat dunia farmasi menghadapi tantangan besar. Tetapi dalam tantangan itu tentunya selalu ada opportunity (kesempatan) yang besar," kata Prof. Hikmahanto Juwana, Sabtu (4/7/2020).
"Opportunity yang kaitannya dengan komersial, opportunity untuk kemanusiaan, ini yang sebenarnya menjadi sangat-sangat penting (dibandingkan aspek komersial), dan juga opportunity untuk menyelematkan dunia di tengah krisis akibat pandemi COVID-19 ini," ungkapnya menambahkan.
Meski sejumlah negara mulai bisa mengendalikan COVID-19, namun kata Hikmahanto Juwana, tugas berat masih dikerjakan dunia farmasi. Sebab saat ini vaksin ataupun obat untuk COVID-19 yang betul-betul efektif dan secara sah diakui WHO belum ditemukan.
"Tidak hanya Indonesia, hampir seluru negara di dunia ini terdampak. Tentunya sampai sekarang masyarakat masih waswas. Tapi masyarakat juga ingin tetap berinteraksi di luar, melakukan aktivitas layaknya sebelum masa pandemi COVID-19," katanya.
"Karenanya pemerintah kemudian mulai menerapkan normal baru atau tatanan baru, dimana masyarakat diminta untuk menerapkan physical distancing, lebih bersih diri seperti rutin mencuci tangan dan menggunakan masker, juga meningkatkan imunitas," jelasnya.
Untuk saat ini, berdasarkan banyak penelitian, COVID-19 bisa dilawan dan tak mudah menyerang kepada mereka yang memiliki imunitas atau pertahanan tubuh yang baik.
"Dalam rangka meningkatkan imunitas, industri farmasi mempunyai harapan yang sebelumnya tak terpikirkan. Dunia farmasi sangat dibutuhkan masyarakat. Sekarang ini sejumlah negara terus berupaya mencari vaksin yang efektif untuk COVID-19, termasuk Indonesia," paparnya.
"Perusahaan-perusahaan farmasi sedang berlomba menemukan vaksin, karena dengan vaksin ini harapannya new normal ini bisa kembali ke situasi normal (seperti sebelum pandemi)," ungkap Hikmahanto Juwana.
Kaitannya dengan penyelenggaraan webinar oleh Fakultas Farmasi Unjani dan IAI Jabar, Hikmahanto menjelaskan, webinar yang menghadirkan para narasumber berkompeten di bidang farmasi menjadi bukti bahwa Unjani komitmen ikut berkontribusi dalam penanganan COVID-19 di Indonesia, terutama di Jawa Barat.
Melalui kegiatan webinar yang dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis ke-30 Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi, diharapkan muncul pemikiran, ide-ide dan masukan yang berguna dalam rangka penanggulangan pandemi COVID-19. Termasuk melalui kajian akademis, baik yang sifatnya penelitian maupun teoritis.
"Fakultas Farmasi ini tergolong baru dari 8 Fakultas yang ada di Unjani. Saya menyambut bahagia kegiatan webinar ini, semoga para peserta mendapatkan berbagai ilmu yang disampaikan para narasumber," tuntasnya.