Jabar Ranking 1 dalam Kasus Longsor Selama 2018

jabar-ranking-1-dalam-kasus-longsor-selama-2018 Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Badan Geologi Kementerian ESDM, Agus Budianto. (Foto: Perdana)
DIDADAMEDIA, Bandung - Badan Geologi mencatat hingga akhir 2018, lebih dari 250 kejadian gerakan tanah atau longsor terjadi di Jawa Barat.

Jumlah tersebut menempatkan Jabar di ranking pertama sebagai provinsi terbanyak mengalami pergerakan tanah, disusul Jateng dan Jatim. Fakta ini, juga mempertegas mengapa bumi parahyangan masuk zona merah atau wilayah rawan bencana alam di Indonesia.

Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Badan Geologi Kementerian ESDM, Agus Budianto mengatakan, kondisi alam Jabar yang didominasi oleh perbukitan, pegunungan, lereng, jalur sungai ditambah curah hujan tinggi belakangan ini, jadi faktor tingginya kasus longsor.

"Potensi daerah longsor di Jawa Barat hampir 70%-nya, hanya tersisa di selatan sedikit dan utara. Tapi bukan berarti jalur itu aman total, karena ada jalur sungai kalau hujan tinggi akan mengakibatkan pergerakan tanah," tutur Agus di Bandung, Selasa (18/12/2018).

Fakta bahwa Jabar merupakan provinsi rawan bencana alam jadi lampu kuning bagi pemerintah daerah agar rutin memberikan informasi di sekitar daerah rawan bencana. Masyarakat juga diminta aktif mencari tahu dan saling mengingatkan terkait potensi bencana, terutama di wilayah atau jalur rawan.

"Yang harus diperhatikan ketika masuk wilayah yang jalannya berbatasan dengan tebing, bertanyalah apakah curah hujan sedang meningkat di daerah tersebut, karena itu bisa jadi pemicu gerakan tanah," imbuhnya.

Secara kasat mata, masyarakat juga bisa melihat apakah daerah tersebut rawan kejadian longsor atau tidak. Misalnya dengan memperhatikan apakah ada bekas runtuhan batu, jalur-jalur air dekat tebing, atau di bagian atas bukit tanaman vegetasinya sedikit.

Agus mengakui, pihaknya juga sudah menyiapkan peta pergerakan tanah untuk mengetahui potensi kerawanan satu bulan kedepan. Peta ini selalu diperbarui tiap bulan. Masyarakat bisa mengakses informasi terkait potensi bencana melalui laman resmi www.vsi.esdm.go.id.

"Kita juga ada peta jalur jalan potensi gerakan tanah. Ada tiga warna, merah, kuning, dan hijau, yang harus benar-benar diperhatikan pertama adalah yang zona merah," pungkasnya.
Editor: redaktur

Komentar