DIDADAMEDIA, Bandung - Pasar Induk Gedebage merupakan salah satu pasar di Kota Bandung. Di Pasar Gedebage, masyarakat bisa memperoleh berbagai bahan makanan seperti sayuran, buah-buahan, dagin dan lainnya.
Seiring waktu keberadaan Pasar Induk Gedebage, juga dikenal sebagai 'surganya' pakaian impor bekas atau orang Bandung lebih suka menyebutnya 'cimol'. Bukan hanya baju dan celana, ragam jenis fesyen bekas nan branded juga tersedia di kawasan Pasar Gedebage.
Istilah Cimol muncul sejurus dengan cerita awal keberadaan para pedagang pakaian impor bekas di Kota Bandung pada era 1990-an. Mereka awalnya berjualan di sekitar Jalan Cibadak, Kota Bandung. Warga Bandung saat itu kemudian menamainya sebagai Cimol yang merupakan akronim dari 'Cibadak Mall'.
BACA JUGA :
Pada era 2000-an, Pemerintah Kota Bandung kemudian merelokasi para pedagang pakaian bekas dari kawasan Cibadak ke beberapa lokasi, salah satunya kawasan Tegalega hingga akhirnya dipindahkan ke Pasar Induk Gedebage seperti sekarang.
Meski Pasar Induk Gedebage kalah pamor dibandingkan Pasar Induk Caringin soal aktivitas jual beli bahan makanan, tapi Pasar Gedebage cukup kesohor karena barang Cimol-nya. Bahkan, tak sedikit pelanggannya berasal dari luar kota.
Namun di balik citra Pasar Gedebage sebagai surganya pakaian impor bekas, mungkin belum terlalu banyak yang tahu jika di kawasan pasar terdapat grosir sepatu. Blok yang ditempati banyak pedagang sepatu tersebut, memang sudah cukup dikenal oleh sebagian warga Bandung, tapi tak sedikit juga warga yang belum mengetahui keberadaannya.
Tak seperti blok atau gedung yang menampung pedagang Cimol, di gedung/blok pedagang sepatu, barang yang disediakan mayoritas merupakan sepatu baru. Beragam merek dan jenis sepatu tersedia di blok grosir sepatu Pasar Gedebage.
Bagi mereka yang jeli dan ulet berwirausaha, keberadaan grosir sepatu di Pasar Gedebage bisa menjadi lahan atau peluang yang menggiurkan untuk mendulang cuan alias uang. Bahkan, tanpa harus mengeluarkan modal sepeser pun.
Andi misalnya, warga Bandung yang mengaku bisa mendapatkan penghasilan lebih dari sekadar lumayan setiap bulan tanpa modal sepeser pun. Andi mengaku, sudah 5 tahun menjadi reseller sepatu di Pasar Gedebage. Dia biasanya menjual sepatu dari pedang di Pasar Gedebage secara online melalui media sosial maupun sejumlah situs e-commerce.
Modal utamanya, kata Andi, ulet, selalu semangat, tak mudah menyerah dan memiliki jiwa sebagai seorang berdagang. Untuk memastikan ketersediaan merek dan jenis sepatu, Andi biasanya menyimpan nomor telepon para pedagang. Dia pun kerap nongkrong di blok grosir sepatu untuk sekadar ngobrol dengan para pedagang sambil mengambil foto sepatu-sepatu yang akan dia tawarkan di medsos dan situs e-commerce.
“Sudah 5 tahun saya menjadi reseller di sini, dan hmpir semua toko saya jualkan sepatunya. Saya tidak perlu pusing untuk memiliki model atau jenis sepatu unuk dijual kembali, karena di sini komplet semua jenis dan merek sepatu ada. Sambil nongkrong pajang foto sepatu yang lagi in (tren) di marketplace dan medsos dapet untung deh," kata Andi.
Menjadi reseller sepatu Gedebage, kata Andi, cukup menguntungkan dan tidak terlalu sulit. Sebab harga sepatu dari pedagang terbilang di bawah rata-rata harga pasar, sehingga memudahkannya bersaing dengan pelapak online lainnya dalam urusan harga.
"Di sini ada berbagai macam sepatu dari mulai sepatu formal sampai sepatu casual dan banyak brand-nya, kualitasnya juga baik," ungkap Andi.
Sementara Erwin, salah seorang pedagang sepatu mengaku, sangat terbantu oleh reseller online. Menurutnya, keberadaan para reseller sangat dibutuhkan oleh para pedagang.
“Pedagang mah sangat butuh (reseller), soalnya di sini kan jualnya grosir, sebenarnya bisa juga ecer. Reseller biasanya sekali bawa barang banyak. Tapi pengunjung juga butuh untuk membatu penjualan eceran, dan mengenalkan produ," kata Erwin.
Kawasan Pasar Induk Gedebage kini bisa menjadi salah satu tempat tujuan wisata belanja sekaligus bisa menjadi pilihan untuk mendapat penghasilan tambahan dengan menjadi resller sepatu online di tengah pandemi COVID-19, dengan modal sedikit, tapi untung besar. Bagaimana tertarik?