Santap Jajanan Cilor, Puluhan Anak di Astanaanyar Keracunan

santap-jajanan-cilor-puluhan-anak-di-astanaanyar-keracunan . (Ilustrasi/net)
DIDADAMEDIA, Bandung - Puluhan anak keracunan setelah menyantap jajanan Cilor (aci telor) di Jalan Sitimunigar RT 03/04, Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Minggu (16/12/2018). 

Mereka harus dilarikan ke rumah sakit gara-gara mengalami mual, muntah, dan pusing setelah menyantap jajanan tersebut. Sebagian anak dibawa ke RS Ibu dan Anak (RSIA) Astanaanyar dan empat lainnya dilarikan ke ke RS Polri Sartika Asih Bandung.

Kejadian berawal saat anak-anak yang merupakan warga Sitimunigar itu membeli makanan cilor dicampur susu cair, Minggu (16/12/2018) sekitar pukul 16.00 WIB. Jajanan tersebut dijual seseorang bernama Oop, warga Kampung Bojong Jambu RT 02/11, Desa Sukawening, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. 

Namun tiba-tiba, selang satu sampai dua jam setelah menyantap jajanan itu atau sekitar pukul 18.00 WIB, sekitar 20 anak mengalami mual-mual dan muntah.

"Para orang tua kemudian membawa anak-anak  ke Rumah Sakit Ibu dan Anak, Jalan Astanaanyar. Sedangkan lima anak lainnya dibawa ke RS Polri Sartika Asih. Setelah mendapatkan perawatan medis, 11 anak langsung diperbolehkan pulang. Sedangkan beberapa anak lainnya menjalani rawat inap. Tidak ada yang kritis," terang ‎Kapolsek Astanaanyar Kompol Eko Listiono dikonfirmasi, Senin (17/12/2018).

Setelah mendapat laporan sekitar 20.30 WIB, tutur kapolsek, anggota meluncur ke lokasi kejadian dan melakukan pendataan. Polisi juga memeriksa pedagang jajananan tersebut.

"Saat ini Oop masih menjalani pemeriksaan. Dia mengaku telah 20 tahun berjualan cilung. Peristiwa seperti ini baru pertama kali terjadi. Selama ini gak pernah ada masalah," tutur Kapolsek.

Ditanya penyebab anak-anak mengalami gejala diduga keracunan, Eko mengungkapkan, dugaan awal kemungkinan akibat susu cair untuk campuran cilung telah kedaluwarsa. "Jam empat itu Oop nyari es balok (untuk mengawetkan susu) ga dapet. Kemungkinan susunya basi," kata Eko.
Editor: redaktur

Komentar